DEMAKMU.COM | PUSAT – Agama Islam yang memiliki Kitab Suci Al Qur’an memiliki perintah maupun larangan yang mengatur kehidupan manusia. Al Qur”an sebagai petunjuk harusnya tidak hanya dibaca, dihafal, dan dipahami tapi juga diamalkan sebagai guidance hidup seorang muslim.
Ketua PP Muhammadiyah, Dadang Kahmad dalam Pengajian Ba’da Idul yang diadakan Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Cirebon pada (26/5) menjelaskan QS. Ali Imran ayat 190-191. Terkait ayat ini, Rasulullah SAW menangis seraya berkata bahwa banyak di antara umatnya yang hanya pandai membacanya saja tanpa mau mengkaji dan menafsirkannya lebih lanjut.
Oleh sebab itu, Prof Dadang merasa prihatin atas fenomena sekarang ini, ketika nilai-nilai akhlak dalam Al-Quran tidak diamalkan dalam kehidupan nyata. Misalnya, banyak anak yatim yang dibiarkan tidak diurus. Ditambah lagi masyarakat sudah banyak yang terlalu mencintai dunia secara berlebihan. Orang Muhammadiyah gemar sedekah
Prof Dadang juga menerangkan bahwa sebagai organisasi Islam modern yang banyak dipuji peneliti-peneliti level dunia, tidak lantas membuat Muhammadiyah kehilangan karakteristik yang selama ini melekat padanya.
“Orang Muhammadiyah itu punya karakteristik hebat, yakni gemar bersedekah, baik saat susah maupun saat senang. Kalau warga Muhammadiyah pada koret (pelit), tidak mungkin sekolah, rumah sakit, bisa berdiri,” ucap Dadang.
Guru Besar Sosiologi Agama Islam ini lantas bercerita bahwa suatu saat dirinya pernah diundang Gus Solah (tokoh NU, adik kandung Gus Dur) ke Pesantren Tebuireng. Di sana Prof Dadang menjelaskan tentang Muhammadiyah yang punya banyak sekolah, kampus, rumah sakit, dan amal usaha lainnya di seluruh Indonesia.
Kemudian di sela-sela waktu tersebut Prof Dadang berbincang dengan salah seorang kiai yang menanyakan kok Muhammadiyah bisa membangun sebanyak itu. Uangnya dari mana.
“Uangnya ya dari warga Muhammadiyah sendiri. Alhamdulillah Muhammadiyah itu memang kalau untuk urusan berbuat kebaikan selalu lebih cepat, selalu beramal saleh dalam kondisi apapun, termasuk saat kondisi terburuk pandemi covid-19,” tuturnya.
Lebih lanjut Prof Dadang mengatakan bahwa karakteristik Muhammadiyah lainnya yakni pandai menahan marah dan tidak dendam kepada pihak lain. Ketika ada bangunan masjid milik Muhammadiyah di Bireun – Aceh yang digergaji dan diganggu, kata Prof Dadang, Muhammadiyah tidak balik menyerang. Cukup menyerahkan kepada hukum yang berlaku.
“Jangan pernah dendam. Tetaplah berbuat baik kepada siapapun,” katanya