DEMAKMU.COM | PUSAT – Menginggat Muhammadiyah lahir dari kelompok pengajian, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman mengatakan bahwa oleh karena itu penerus perjuangan Muhammadiyah harus rajin ngaji.
Selain dimaksudkan sebagai wahana pendidikan, pengajian menurut dr. Agus juga bisa dimanfaatkan oleh Warga Muhammadiyah sebagai tempat bertemu, bersilaturahmi, dan saling bergembira.
Dalam penuturannya di acara Halal bi Halal sekaligus Hari Bermuhammadiyah Kabupaten Tegal pada (29/5), dr. Agus menyebut ada dua jenis pengajian yang biasanya dilakukan oleh Warga Muhammadiyah. Pertama adalah pengajian serius dan yang kedua adalah pengajian tombo ati.
“Kalau mengaji di sini (pengajian akbar) kalau menurut istilah Bapak Kiai Haji AR. Fachruddin, pengajian tombo ati, bagaimana cara senang bermuhammadiyah, senang menjadi orang Islam,” tuturnya.
Akan tetapi di Muhammadiyah juga ada pengajian serius untuk mendalami ilmu agama dengan baik, yakni di masjid-masjid, pesantren, madrasah dan lain sebagainya yang kurikulumnya sudah teratur rapi.
“Kita Warga Muhammadiyah ngaji itu kebutuhan, karena setiap kita butuh jadi muslim yang baik,”ucapnya.
“Dulu Muhammadiyah itu hadir dari kelompok pengajian yang dipimpin oleh Kiai Haji Ahmad Dahlan, yang kalau dalam ejaan lama disebutnya gerombolan pengajian. Kalau sekarang istilah gerombolan itu konotasinya negatif”. Sambungnya.
Dalam tausiyahnya, dr. Agus menyebut bahwa orang yang rajin mengaji memperkuat atau mendalami Agama Islam akan digolongkan menjadi kelompok yang dicintai oleh Allah SWT. Ilmu dalam Islam termasuk dalam Muhammadiyah memiliki tempat yang istimewa. Ilmu bagi muslim mutlak dimiliki, sebab disebutkan dalam hadits bahwa sebelum melakukan sesuatu harus berilmu terlebih dahulu.
Oleh karena itu, ngaji atau menuntut ilmu menurut dr. Agus merupakan jalan memahami Islam dengan benar dan mengetahui kebenaran Islam. Meski ngaji dalam pengajian ada unsur hiburannya, tetapi bukan itu yang menjadi nilai utama dan terus ditonjolkan. Sebab pengajian yang benar adalah yang meningkatkan grafik pengetahuan dari peserta pengajian.
Oleh karena itu, hal yang perlu dilakukan dengan serius penyelenggara pengajian adalah kurikulum yang baik. Kurikulum pengajian ini berbasis pada kondisi mad’u atau peserta pengajian di lokasi tersebut.