DEMAKMU.COM | SURAKARTA – Kepala Seksi Media Publikasi dan Dokumentasi Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, Anam Sutopo menjelaskan bahwa salah satu venue utama Muktamar, yaitu Edutorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sudah siap 100 persen.
Adapun venue lainnya kata Anam Sutopo masih dalam tahap penyempurnaan dan ditargetkan tuntas 100 persen pada akhir bulan ini. Adapun Edutorium sendiri kata dia sejatinya telah siap sejak Juli 2020.
”Karena memang awalnya agenda Muktamar diselenggarakan dua tahun lalu andaikata tidak ada pandemi Covid-19,” ucapnya, Jumat (28/10).
Lebih lanjut, Anam mengatakan bahwa Edutorium UMS memang sengaja dibangun untuk perhelatan Muktamar ke-48 pasca PP Muhammadiyah menunjuk Jawa Tengah dan UMS sebagai lokasi penyelenggaraan Muktamar ke-48.
”Jadi kami dan para pimpinan UMS memang sudah berniat membuat gedung ini untuk event Muktamar Ke-48. Sayangnya karena ada pandemi, harus ditunda dulu. Tapi karena diundur, kami jadi bisa mengenalkan gedung ini lebih dulu ke masyarakat selama dua tahun ini. Alhamdulillah gedung ini sudah banyak dikenal masyarakat,” ungkapnya.
Selain Edutorium UMS sebagai venue utama, Muktamar ke-48 memiliki tiga venue lainnya seperti Stadion Manahan untuk pembukaan Muktamar ke-48, kemudian De’ Tjolomadoe sebagai lokasi hiburan bagi para penggembira seperti bazar dan expo, dan gedung Siti Walidah UMS untuk rangkaian kegiatan Muktamar lainnya.
”Edutorium ini nanti akan digunakan untuk agenda inti Muktamar. Sidang pemilihan 13 pemimpin Muhammadiyah. Yang dipilih kolektif kolegial. Kemudian dalam sidang juga dirumuskan berbagai arah kebijakan Muhammadiyah dan rekomendasi-rekomendasi untuk pemerintah Indonesia,” jelas Anam.
Sementara itu, sebanyak 3 juta penggembira yang diprediksi bakal memadati Kota Surakarta pada 17-21 November. Anam menyebut jutaan penggembira ini ikut memeriahkan Muktamar lantaran ada rasa kerinduan terhadap pemimpin dan organisasinya. Termasuk rasa memiliki Perserikatan Muhammadiyah.
”Karena konteksnya mereka beribadah. Ikut dalam suasana rasa syukur. Bahwa akan ada pemimpin baru. Sehingga ditunjukkan dengan berpartisipasi dengan cara dan gerakan masing-masing. Itulah kenapa banyak, ada 3 juta penggembira dari seluruh penjuru Indonesia rela datang ke Solo dalam Muktamar ini. Berdasarkan data kami, kuota penggembira sudah penuh. Padahal sekolah, masjid, sudah kami berdayakan. Jadi kalau ada yang daftar lagi harus mencarikan tempat di luar Kota Solo. Seperti di Sukoharjo, Karanganyar, dan Boyolali,” pungkasnya. (afn)