Dalam penelitian yang dilakukan oleh Microsoft ditemukan fakta, warganet Indonesia menjadi pengguna internet atau media sosial yang paling tidak sopan di kawasan Asia Tenggara.
Fakta tersebut dibuktikan dengan banyak hoax yang menjadi bagian dari kehidupan bangsa Indonesia kekinian, demikian disampaikan oleh Ketua PP Muhammadiyah Bidang Pustaka, Informasi dan Digitalisasi Dadang Kahmad pada, Rabu (8/2) di acara Seminar Nasional Media Sehat untuk Bangsa di Era Digital.
Rendahnya keadaban digital menjadi kerawanan tersendiri bagi negara yang majemuk seperti Indonesia. Oleh karena itu, Muhammadiyah memberikan perhatian serius terhadap masalah ini dengan memasukkannya dalam isu-isu strategis di Muktamar ke-48 di Surakarta.
“Muhammadiyah sangat prihatin dan dicantumkan dalam isu-isu strategis di samping rezimentasi agama, persatuan umat, terus juga ada yang disebut dengan kesalihan digital.” Ungkapnya.
Dalam memperkuat kesalihan digital, Muhammadiyah berusaha memberikan tuntunan kepada masyarakat umum, lebih-lebih Warga Persyarikatan Muhammadiyah tentang perlunya memperhatikan konten-konten positif dalam setiap informasi.
“Kita ingin orang-orang Muhammadiyah itu seperti kumbang, tidak seperti lalat. Kalau kumbang meski itu ditunjukan itu adalah sampah itu baik, tetapi mereka tetap tidak mau, mereka akan mencari bunga-bunga yang indah.” Kata Dadang.
“Sedangkan lalat, walaupun kita tunjukan bunga itu bagus indah, dia tetap akan mencari sampah. Kita ingin orang Muhammadiyah itu bisa memilah mana bunga, mana sampah, mana pemberitaan positif, mana pemberitaan yang negatif. Oleh karena itu kita mengeluarkan Fikih Informasi,” imbuhnya.
Perlu diketahui, Fikih Informasi yang diproduksi oleh Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah telah di Munaskan sejak 2018 di Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar. Fikih Informasi merupakan panduan yang berisi nilai, prinsip dan kaidah tentang memanfaatkan dan menggunakan media sosial sebagai dunia baru.
Tidak hanya itu, imbuh Dadang, Muhammadiyah juga menghimbau para kader untuk mengarusutamakan konten positif yang disebarkan melalui kanal-kanal media digital ke seluruh dunia. Muhammadiyah juga akan mendirikan sarana media sebagai pintu menyebarkan konten positif.