DEMAKMU.COM | KARANGANYAR – Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir lakukan peletakan batu pertama gedung setinggi tujuh lantai milik Universitas Muhammadiyah Karanganyar (UMUKA) pada, Rabu (24/5).
Peletakan batu pertama tersebut dibarengkan dengan Sidang Senat Terbuka ‘Milad ke-1 UMUKA dan Orasi Ilmiah’. Haedar menyampaikan tahniah atas segala ikhtiar yang dilakukan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang baru berusia setahun ini.
Haedar Nashir menyampaikan bahwa ada sesuatu yang unik karena tidak ditemukan di PTMA lain, yaitu meski usianya baru setahun, namun UMUKA sudah meluluskan mahasiswa. Dia juga berterima kasih atas kolaborasi yang dilakukan oleh UMUKA dengan Pemkab Karanganyar.
“Bupati ini adalah orang yang tahu, bahwa kampus ini akan menjadi milestone – tonggak usaha mencerdaskan kehidupan bangsa, khusus di Karanganyar maupun dalam ranah kebangsaan. Saya yakin di manapun berada, mulai dari kepala daerah sampai dengan presiden memberi dukungan.” Ungkapnya.
Dukungan dan kolaborasi yang dilakukan antara Muhammadiyah dan Pemerintah, karena pemerintah mengetahui bahwa Muhammadiyah melalui lembaga pendidikan, kesehatan, layanan sosial dan dakwahnya memang membangun bangsa dan negara.
Sebagai universitas yang baru berdiri, Guru Besar Sosiologi ini menyarankan supaya UMUKA memperkuat kolaborasi melintas, baik ke sesama internal Muhammadiyah maupun ke eksternal, termasuk pemerintahan yang bisa disenyawakan dengan etos kerja untuk membesarkan.
“Kemudian juga warga, yang tadi kata Pak Bupati ‘cuma rawuh’, tetapi juga harus menghasilkan buah. Bisa dengan wakaf tunai,” tuturnya.
Dalam menyelesaikan sebuah gedung milik Persyarikatan Muhammadiyah, kata Haedar, bisa dilakukan dengan menggerakkan warga persyarikatan untuk wakaf tunai. Sebab, jika suatu pekerjaan dilakukan secara bersama-sama akan terasa ringan.
“Harta sebanyak apapun itu tidak akan berguna dan hanya untuk sebatas dunia, tapi yang mengalir dan membawa kita punya tiket masuk surga itu yang kita jariyahkan.” Ungkapnya.
Gemar beramal, imbuhnya, merupakan etos atau DNA yang telah dimiliki oleh Muhammadiyah sejak lama. Namun perlu untuk dibangkitkan lagi, gemar beramal ini menjadi salah satu kunci berkembangnya Muhammadiyah sampai sejauh sekarang ini.