YOGYAKARTA – Menjelang Rapat Kerja Nasional (Rakernas), Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengawalinya dengan pra-Rakernas pada, Sabtu (1/7).
Acara pra-Rakernas ini digelar secara blended yang berpusat di Kantor PP Muhammadiyah di Jakarta dan Yogyakarta. Ketua PP Muhammadiyah, Anwar Abbas menyampaikan berharap MPM bisa hadir sampai sampai level kepemimpinan di cabang.
Sebagai gerakan akar rumput, MPM penting kehadirannya di level cabang. Keberadaan MPM di level cabang sebagai kaki dan tangan, sekaligus sebagai agen solusi bagi permasalahan yang dihadapi oleh masyarakat.
Menyoroti tentang keberadaan bidang sumber daya manusia dan organisasi, Anwar mengusulkan supaya menyelenggarakan pelatihan dengan materi yang memuat karakteristik khusus kedaerahan. Sebab tidak semua daerah maupun wilayah dapat disamakan.
“Kita juga perlu di cabang-cabang itu dibentuk koperasi-koperasi, untuk menguatkan mereka. Karena mereka masih lemah kalau masih harus bergerak sendiri-sendiri, baik di sektor nelayan, pekebun dan lain sebagainya.” Ungkapnya.
Selain itu, Muhammadiyah melalui MPM ke depan untuk lebih kuat dalam membela kelompok buruh. Bukan hanya buruh di luar negeri atau Pekerja Migran Indonesia (PMI), tetapi juga buruh dalam negeri.
“Saya berharap sekali ada sumbangan pokok-pokok pikiran dari MPM ini untuk kita dorong ke penentu kebijakan, karena masyarakat yang kita bantu ini sesuai dengan pasal 34, bahwa anak yatim, fakir miskin itu dipelihara oleh negara.” Imbuhnya.
Dalam pasal 34 UUD 1945 tersebut, imbuh Abbas, merupakan medan garap utama MPM Muhammadiyah. Meski disebutkan dengan jelas bahwa anak yatim, fakir dan miskin dipelihara negara, namun negara belum mampu melakukan itu sendiri.
“Meskipun kegiatan ini sangat berat, tapi kegiatan ini sangat luhur dan mulia.” Tuturnya.
Sementara itu, Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin mengutarakan bahwa kegiatan ini merupakan satu rangkaian dengan Rakernas MPM PP Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Purwokerto (UMP) akhir bulan Juli 2023.
Peserta yang mengikuti agenda ini berasal dari perwakilan MPM Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) seluruh Indonesia. Karena belum semua wilayah sudah berdiri MPM, maka saat ini baru diikuti oleh sebanyak 29 wilayah seluruh Indonesia.
Yamin menambahkan, MPM PP Muhammadiyah memiliki lima karakter sesuai dengan visi periode 2022-2027 yaitu meliputi ekosistem, pemberdayaan masyarakat, berkemajuan, kelompok dhuafa’-mustadh’afin dan Islam rahmatan lil alamin.
Ke depan, target MPM Pusat adalah terbentuknya MPM di seluruh wilayah, dan wilayah diharapkan menargetkan akan membentuk MPM di seluruh daerah, sementara daerah diharapkan setidaknya membentuk 70 persen MPM di cabang.
“Karena gerakan kita ini sampai akar rumput, maka keberadaan MPM di cabang merupakan kaki dan tangan kita untuk melakukan gerakan.” Imbuhnya.