DEMAKMU.COM | SURABAYA – Kekuasaan harus dibimbing dengan ilmu hikmah dan amal salih, agar kekuasaan tidak melahirkan kesewenangan. Termasuk kekuasaan agama, tatakala agamanya banyak pengikutnya bisa jadi melahirkan kesewenangan terhadap yang sedikit.
Demikian disampaikan oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir pada, Selasa (2/5) di acara Halal Bihalal UMSurabaya. Kesewenangan tersebut juga sangat mungkin terjadi pada kekuasaan politik, ekonomi dan lain sebagainya.
“Kekuasaan itu hanya titipan Allah, tetapi amal salih dan ilmu jauh lebih besar. Maka kekuasaan pun perlu ilmu dan amal salih,” pesan Haedar.
Oleh karena itu, ilmu dan amal salih yang dipandu oleh agama perlu menjadi pendamping kekuasaan agar tidak melahirkan kesewenangan. Maka dari itu, Muhammadiyah terus berupaya menggelorakan agama yang mencerahkan.
Dalam pandangan Haedar, saat ini tidak sedikit muslim yang paham ilmu agama, bahkan mengerti ilmu klasik sampai dengan modern, tetapi ilmunya itu tidak mencerahkan jiwanya, keluarganya, umat dan bangsanya.
Pemahaman agama seperti itu bertolak belakang dengan konsep Islam sebagai rahmat seluruh alam, termasuk mereka yang berbeda agama pun Islam adalah rahmat. Bahkan dengan yang atheis sekalipun seorang muslim harus memberikan rahmatnya.
Guru Besar Sosiologi ini menjelaskan, realitas itulah yang menjadi salah satu latar belakang adanya Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) lebih-lebih AUM Bidang Pendidikan. Pendidikan yang diajarkan oleh Muhammadiyah diharapkan melahirkan muslim yang pandai dan tidak terjebak dalam kesewenangan.
“Memandu agar pandai-pandai di dalam berinteraksi sosial, karena realitas kehidupan itu tidak seindah sebagaimana hidup di surga.” Tuturnya.
Institusi pendidikan keluarga, agama dan lain sebagainya berfungsi untuk membangun manusia berilmu. Dengan itu, diharapkan ‘watak-watak iblis’ yang terpendam dalam diri manusia bisa dikendalikan dengan ‘watak malaikat’.
Ilmu hikmah yang bersumber pada ajaran suci Agama Islam, imbuh Haedar, berfungsi untuk memandu dan menjadi dasar penting membangun kesadaran manusia. Pasalnya, saat ini amat banyak orang berilmu tapi hatinya tidak dicerahkan oleh ilmu yang dimiliki tersebut.