DEMAKMU.COM | MAGELANG – Pemuda Muhammadiyah se-Jawa Tengah siap amankan jalannya perhelatan Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, di Sportorium Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), 18-20 November mendatang.
Guna menyamakan persepsi dan menentukan langkah nyata, Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Tengah mengundang 300 perwakilan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam) untuk mengikuti rapat koordinasi wilayah (rakorwil) di Salaman, Kabupaten Magelang, Sabtu, (11/6/2022). Rakorwil ini juga membahas isu-isu hangat yang berkembang di masyarakat.
Sekretaris PWPM Jawa Tengah Muh Sabbardi menyebutkan, Kokam sejatinya berfungsi mengantisipasi problem persyarikatan, keumatan, kebangsaan. Selain itu, Kokam berupaya untuk terus menjaga keberlangsungan dan manifestasi jihad dan ijtihad kebangsaan.
“Semangat perjuangan itulah yang harus terus hidup di jiwa Kokam sebagai bagian penting dari Pemuda Muhammadiyah dan Muhammadiyah secara keseluruhan,” tegas Sabbardi, Sabtu, (11/6) malam lalu.
Komandan Kokam Jawa Tengah Andika Budi Riswanto menjelaskan, perhelatan Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 tahun ini bakal beda dari sebelumnya. Butuh persiapan matang, agar pelaksanaannya lancar. Kata Andika, muktamar nanti dilaksanakan secara luring (tatap muka) maupun hybrid dengan menggabungkan antara luring dan daring.
Jika secara luring, dibutuhkan sekitar 1.500 personil Kokam untuk pengamanan. Ribuan personil itu akan ditempatkan di hotel, dan titik-titik vital lainnya. Namun jika pelaksanaan dengan model hybrid, kata Andika, hanya butuh 700 personil.
“Berapapun kebutuhannya, Kokam siap,” tandasnya.
Selanjutnya, terkait pengadaan mobil rescue, Kokam mengupayakan dari tingkat ranting, cabang, daerah, sampai tingkat wilayah.
Hadir dalam acara ini, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Magelang Jumari. Ia memberikan pesan khusus kepada peserta rakorwil. Kokam harus memiliki tiga sifat, yakni takwa, kaya, dan menyembunyikan amalnya.
Ia menjelaskan secara rinci ketiga sifat yang disebutkannya itu. Takwa di sini sudah pasti menjalankan perintah Allah dan menjauhi larangan-Nya. Sedangkan kaya adalah orang yang selalu merasa dirinya cukup, serta mau berbagi kepada orang lain. “Kaya itu tidak melulu duitnya banyak, tapi berapapun yang di milikinya selalu terasa cukup dan tidak pelit berbagi,” imbuhnya.
Sedangkan sifat menyembunyikan amalan adalah jiwa tanpa pamrih. Bekerja membantu persyarikatan dan masyarakat dengan ikhlas, tanpa meminta imbalan apapun termasuk pujian. “Apapun yang Kokam lakukan, harus diniatkan untuk membantu dan karena Allah Ta’ala,” tegasnya.
Pesan yang tidak kalah penting, Jumari meminta agar Kokam taat pada organisasi dan patuh pada pimpinan. Bagaimana pun, Kokam berada di bawah naungan Pemuda Muhammadiyah. “Jangan merasa seperti ortom tersendiri,” pungkasnya. (van)