DEMAKMU.COM | MAGELANG—Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah, Tafsir, menyatakan bahwa golongan putih (golput) pada Pemilihan Umum 2024 tidak akan menyelesaikan masalah yang dihadapi oleh bangsa.
“Warga Muhammadiyah jangan sampai golput pada pemilu mendatang. Golput tidak menyelesaikan masalah,” ucap Tafsir dalam sebuah tabligh akbar yang berjudul “Bersama Muhammadiyah Membangun Kaderisasi”, yang diselenggarakan oleh Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bandongan, Magelang pada Ahad (02/07).
Tafsir mengajak anggota Muhammadiyah untuk terlibat secara aktif dalam politik nasional demi kepentingan umat, kemajuan Indonesia, dan organisasi itu sendiri. Ia menekankan peran yang harus dimainkan oleh anggota Muhammadiyah dalam politik nasional, seperti posisi kepemimpinan di eksekutif, legislatif, dan militer.
Menurutnya, Pemilihan Umum 2024 memiliki arti penting dan akan menentukan kemajuan bangsa, karena melibatkan pemilihan pemimpin yang akan duduk di eksekutif dan legislatif. Calon yang dipilih harus mendukung gerakan Muhammadiyah. “Memilih pimpinan itu wajib. Mereka adalah pengganti kenabian yang punya tugas mengurus dunia dan akhirat,” katanya.
Seruan untuk partisipasi politik aktif oleh Muhammadiyah dalam Pemilihan Umum 2024 menunjukkan komitmen mereka dalam berkontribusi untuk kemajuan bangsa dan mempromosikan nilai-nilai gerakan Muhammadiyah.
Selain tabligh akbar, acara ini juga dimaksudkan untuk penggalangan dana pembangunan Gedung Muhammadiyah Boarding School (MBS) setempat. Nasiruddin, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Magelang, menyoroti pentingnya pengaderan di dalam Muhammadiyah untuk memastikan pertumbuhan amal usaha mereka. Ia mengungkapkan apresiasi terhadap pembangunan gedung pusat pengaderan di Bandongan.
Pembangunan gedung Muhammadiyah Boarding School di Bandongan ini bertujuan untuk mendukung pengembangan dan pelatihan kader-kader Muhammadiyah di masa depan.Top of Form Syaifuddin Ahmad, Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Bandongan, menambahkan bahwa saat ini MBS menampung 25 santri laki-laki dan perempuan. “Kami membutuhkan gedung sebagai wahana untuk mencetak kader-kader Muhammadiyah,” katanya.