DEMAKMU.COM | PUSAT – Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir hadir meresmikan Gedung Muhammadiyah Garut pada Sabtu (28/05) di jl. Pembangunan, Garut, Jawa Barat.
Pada kesempatan tersebut Haedar menyampaikan tentang Islam sebagai din amaliyah wa hadlarah. Dengan kata lain, tidak ada manifestasi Islam kecuali dalam amal dan peradaban. Pasalnya, ajaran Islam tentang iman dan takwa dalam Al-Qur’an banyak disandingkan dengan perintah amal saleh dan kebaikan. Atap tunggal dari iman, amal, dan takwa ini adalah tauhid.
Menurut Haedar, Tauhid dalam Islam bukan hanya pada wilayah ibadah dan akidah, namun juga selalu terkait dengan urusan kemanusiaan dan kehidupan. Sehingga laku setiap laku aktivitas harus seimbang antara muamalah dan ibadah, dunia dan akhirat. Untuk itulah, Haedar tidak ingin bila masjid hanya menjadi tempat ibadah semata, tapi juga harus melekat pula dengan kegiatan dakwah yang memberikan kebaikan bagi semesta alam.
Haedar juga tidak sepakat bila kehidupan dunia cenderung hanya “lahwa wa la’ib” hingga melupakan ibadah kepada Allah. Bila aktivitas tak seimbang dan tengahan, maka akan berdampak pada kerusakan di muka bumi (fasad fil-ardl). “Kesalihan seseorang yang hanya beribadah di masjid mungkin nilainya akan terasa kurang. Akan lebih lengkap bila mengkombinasikan antara kesalihan ibadah dibarengi dengan amal salih yang nyata,” ujar Guru Besar Universitas Muhammadiyah Yogyakarta ini.
Menurut Haedar, Muhammadiyah telah mempraktekkan Islam sebagai dinul amal. Apa yang dilakukan KH. Ahmad Dahlan tentang QS. Al Maun, misalnya, mendobrak kesadaran umat yang masih jumud dalam memahami Al-Quran. Lewat tangan pendiri Muhammadiyah ini, QS. Al Maun menjadi harakah untuk membangun fasilitas-fasilitas sosial-kemasyarakatan seperti rumah sakit, panti asuhan, sekolah, dan lain sebagainya.
“Lewat tangan KH. Dahlan, Al Maun menjadi harakah menjadi gerakan. Karena itulah, bapak ibu sekalian, jadikan gedung ini sebagai manifestasi dari Islam sebagai dinul amal wal hadlarah,” tutur Haedar.