Demak, 19 Oktober 2025 — Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Kabupaten Demak dan Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Demak bekerja sama dengan Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Kabupaten Demak menggelar Diskusi Kader Muhammadiyah di Ruang Bhakti Bina Praja, Komplek Pendopo Kabupaten Demak, Ahad (19/10/2025).
Kegiatan ini mengusung tema “Strategi Membangun Perkaderan Muhammadiyah yang Inovatif dan Proffesional” dengan narasumber utama Bapak Hammam Sanadi, M.Pd., Ph.D., Ketua Majelis Pendidikan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah.
Instruktur Sebagai Penggerak Dakwah dan Transformasi
Dalam paparannya, Dr. Hammam menjelaskan bahwa keberhasilan gerakan kader Muhammadiyah di era modern sangat ditentukan oleh kualitas instruktur yang tidak hanya memahami teori, tetapi juga mampu menjadi pendamping dan inspirator bagi kader muda.
“Instruktur bukan hanya menyampaikan materi atau pengetahuan, tetapi juga membentuk karakter, ideologi, dan motivasi kader agar siap menjadi pemimpin perubahan,” ujarnya di hadapan peserta yang terdiri dari kader Pemuda dan Pelajar Muhammadiyah Demak.
Beliau juga menekankan bahwa seorang instruktur memiliki peran multidimensi—mulai dari mendiagnosis kebutuhan peserta, merancang kegiatan, memfasilitasi pemecahan masalah, hingga menumbuhkan motivasi dan nilai keteladanan.
“Dalam perkaderan, instruktur adalah sosok yang hidup bersama kadernya. Ia bukan birokrat pelatihan, melainkan manajer perubahan yang membimbing dengan hati,” tambahnya.
Kaderisasi Berdampak dan Kecakapan Abad 21
Lebih lanjut, Dr. Hammam memaparkan bahwa perkaderan Muhammadiyah harus menyesuaikan diri dengan tantangan global dan kebutuhan zaman. Ia memperkenalkan konsep “Kecakapan Abad 21” yang diringkas dalam empat kompetensi utama:
Critical Thinking (berpikir kritis), Communication (berkomunikasi), Collaboration (berkolaborasi), dan Creativity (berinovasi) .
“Perkaderan yang berdampak harus melahirkan kader yang berpikir kritis, komunikatif, kreatif, dan kolaboratif. Empat kecakapan ini adalah bekal untuk menjawab tantangan dakwah di era disrupsi,” terang Ketua MPKSDI PWM Jateng tersebut.
Meneguhkan Ideologi dan Spirit Dakwah
Dalam kesempatan itu, Dr. Hammam juga mengingatkan bahwa seluruh proses kaderisasi Muhammadiyah harus berakar pada ideologi Islam yang kokoh. Ia mengutip firman Allah dalam QS. Al-Hasyr ayat 18 dan QS. An-Nisa ayat 9, serta mengingatkan kembali pada maksud dan tujuan Muhammadiyah:
“Menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.”
Menurutnya, ideologi progresif Muhammadiyah harus diterjemahkan ke dalam kepemimpinan yang komunikatif, solutif, dan berkemajuan.
“Gerakan Muhammadiyah tidak boleh stagnan. Ia harus menjadi cahaya yang terus mencerahkan umat dan bangsa,” tegasnya.
Sinergi Organisasi dan Harapan Kader
Diskusi kader ini juga menjadi momentum sinergi antara Pemuda Muhammadiyah dan Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Demak untuk memperkuat pola kaderisasi lintas generasi. Dukungan dari Bakesbangpol Kabupaten Demak menunjukkan komitmen bersama untuk membangun generasi muda yang ideologis, cerdas, dan berintegritas.
Ketua PDPM Demak dalam sambutannya menyampaikan harapan agar kegiatan ini menjadi awal bagi lahirnya lebih banyak instruktur profesional di tubuh Muhammadiyah Demak.
Sementara itu, Ketua PD IPM Demak menegaskan pentingnya kader muda memahami nilai dakwah dan kepemimpinan di era digital.
Penutup
Diskusi berlangsung hangat dan interaktif, diakhiri dengan seruan Dr. Hammam agar kader Muhammadiyah terus menjaga semangat belajar, memperkuat solidaritas, dan menghadirkan kebermanfaatan di tengah masyarakat.
“Kader Muhammadiyah harus profesional, berdampak, dan menggembirakan. Karena dari sinilah masa depan dakwah berkemajuan akan terus tumbuh,” tutupnya dengan penuh semangat.