YOGYAKARTA— Setelah berjuang kurang lebih tiga tahun, Pimpinan Pusat Muhammadiyah berhasil mendapat izin pendirian Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM). Menurut Haedar Nashir, UMAM adalah tonggak baru pendirian perguruan tinggi pertama Indonesia di luar negeri.
PP Muhammadiyah mendapat izin mendirikan UMAM dari Pemerintah Malaysia melalui Jabatan Pendidikan Tinggi pada Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia tertanggal (tarikh) 5 Agustus 2021. Menurut Ketua Umum PP Muhammadiyah ini, UMAM sebagai milestone, ma’alimu fi thariq, sebagai perluasan gerakan pencerdasan bangsa.
Haedar menyebut, UMAM adalah tonggak peran aktif Muhammadiyah dalam pendidikan global yang dimulai dari kawasan negara serumpun di Asean. Kedepan UMAM diharapkan bisa memainkan peran strategis untuk mewujudkan kemajuan dan persatuan antar bangsa, sehingga terbangun kehidupan bersama yang mencerahkan di bawah panji Islam Berkemajuan.
“Jadi kelahiran UMAM itu wujud dari program internasionalisasi Muhammadiyah yang diamanatkan oleh Muktamar Muhammadiyah tahun 2015. Dalam wujud membangun center of excellence di luar negeri,” kata Haedar dalam Konferensi Pers Pendirian Universiti Muhammadiyah Malaysia pada (12/8).
Izin yang didapatkan oleh PP Muhammadiyah untuk mendirikan UMAM tidak bisa dibilang mudah, pasalnya lebih dari tiga tahun Muhammadiyah mengusahakan ini. Haedar menegaskan, izin yang didapatkan oleh Muhammadiyah melalui tahap dan prosedur yang resmi dan berlaku baik di Indonesia
“Karena Muhammadiyah biasa bekerja dengan sistem yang objektif, menjunjung tinggi hukum yang berlaku, dan tidak biasa dengan menerabas dan instan,” tegasnya.
Usaha mendirikan UMAM, ungkap Haedar, diawali dengan membentuk University Consortium Muhammadiyah Malaysia (UCMM Konsortium) bersama para pihak di Malaysia. Selain mendapat izin dari Malaysia, lebih dahulu Muhammadiyah sudah memperoleh persetujuan dari dalam negeri.
“Dari Malaysia usaha pendirian UMAM mendapatkan dukungan penuh (sokongan) dari Kerajaan Perlis melalui Raja Perlis DYTM Tuanku Syed Faizuddin Putra Ibni Tuanku Syed Sirajuddin Jamalullail,” imbuhnya.
Haedar menyebut, izin resmi pendirian UMAM sebagai kado monumental bagi Muhammadiyah bersamaan dengan peringatan tahun baru Islam 1443 H. Kedepan, operasional UMAM bersifat terbuka untuk semua negara dan kebangsan sebagai wujud pendidikan inklusif bagi semua di ranah global.