YOGYAKARTA – Tidak ingin bangsa Indonesia selalu ketinggalan dari bangsa lain, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Haedar Nashir menyarankan supaya mengakselerasi dunia pendidikan di Indonesia.
Dalam pandangan Guru Besar Sosiologi ini, bahwa dunia ke depan yang maju dan berkembang ditentukan oleh riset bukan oleh opini umum maupun visi dan misi verbalistik. Pengembangan visi riset ini harus ditopang oleh Perguruan Tinggi Negeri maupun Swasta.
“Perguruan tinggi harus menjadi pelopor dalam pengembangan riset. Bahwa pendidikan itu koheren dengan perkembangan dan kemajuan bangsa,” ungkap Haedar pada, Ahad (14/5) di selah acara Ground Breaking Pembangunan Kampus I Unit B Universitas Ahmad Dahlan (UAD).
Menurutnya, jika Indonesia tidak memacu pendidikannya secara akseleratif, tentu bangsa ini akan senantiasa ketinggalan dari bangsa lain. Kenyataan tersebut menjadi salah satu alasan Muhammadiyah mendirikan lembaga pendidikan dari sekolah sampai perguruan tinggi.
“Mudah-mudahan apa yang dilakukan ini bisa memberi kontribusi terbesar Muhammadiyah untuk terus menerus untuk kemajuan dan usaha mencerdaskan bangsa.” Imbuhnya.
Oleh karena itu, Haedar Nashir mengapresiasi UAD yang tercatat sebagai Perguruan Tinggi Muhammadiyah-‘Aisyiyah (PTMA) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) se-Indonesia peringkat pertama untuk kategori penelitian yang dirilis oleh SCImago Institutions Rankings (SIR) pada 2023.
Terdapat 3 indikator utama yang digunakan dalam proses pemeringkatan tersebut, yaitu penelitian (50%), inovasi (30%), dan dampak sosial (20%).
Tiga indikator itu didukung sejumlah aspek penilaian, seperti high quality publication dan international collaboration untuk indikator penelitian, innovation knowledge dan patents untuk indikator inovasi, serta inbound links dan web size untuk kategori dampak sosial.
“Pembangunan kampus ini sebenarnya momentum mengakselerasi misi pendidikan kita, agar bisa menghasilkan SDM berkualitas.” Ungkapnya.
Dibandingkan dengan negara-negara lain, termasuk di kawasan ASEAN, kualitas SDM Indonesia masih kalah. Maka akselerasi pendidikan di Indonesia adalah kunci yang mendesak untuk digunakan membuka gerbang kemajuan dan beranjak dari ketertinggalan.
“Usaha pendidikan harus diakselerasi secara dinamis, bahkan secara progresif. Dan PTM – UAD sudah siap,” tutur Haedar.