DEMAKMU.COM | CIREBON – Majelis Tabligh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengadakan Refreshing Mubaligh dan Studi Kerja Manajemen Korps Mubaligh Muhammadiyah (KMM) pada tanggal 2 hingga 3 Maret 2024 di Universitas Muhammadiyah Cirebon (UMC).
Ketua Korps Mubaligh Muhammadiyah Nasional, Syamsul Hidayat menjelaskan bahwa Refreshing Mubaligh dan Studi Kerja Manajemen KMM bertujuan sebagai wadah silaturahim dan konsolidasi antar anggota KMM Muhammadiyah di masing-masing tingkatannya.
“Kegiatan ini juga sebagai tempat saling belajar tentang pola pembinaan jamaah Muhammadiyah di akar rumput, dan sebagai penguatan kompetensi muballigh Muhamamdiyah dalam memahami ketentuan, tuntunan, dan kode etik KMM,”jelasnya.
Kegiatan Refreshing Mubaligh dan Studi Kerja Manajemen KMM dibuka langsung oleh Ketua PP Muhammadiyah Kiyai Saad Ibrahim.
Kiyai Saad dalam amanatnya menyampaikan pentingnya meningkatkan kualitas muballigh. Bahwa muballigh harus mengetahui pesan yang disampaikan.
“Muballigh bukan tukang pos, yang menyampaikan pesan tanpa tahu isi pesan. Namun muballigh adalah mereka yang paham sekali isi pesan atau apa yang disampaikan kepada masyarakat,”jelasnya.
Untuk itu, Kiyai Saad menekankan pentingnya muballigh memahami dan menguasai ilmu-ilmu ulumul qur’an, ulumul hadits, fiqih dakwah dan strategi dakwah.
Kiyai Saad juga menjelaskan pentingnya dakwah yang mencerdaskan. Banyak pendakwah atau mubaligh yang disukai oleh masyarakat karena lucu, menyenangkan, menyegarkan, tapi tidak mencerdaskan karena lebih banyak sisi entertainnya.
“Maka, pendakwah atau muballigh Muhammadiyah harus mencerdaskan ummat dengan pesan yang menyegarkan dan menyenangkan,”ucapnya.
Selain itu, Kiyai Saad juga menjelaskan pentingnya persatuan dalam dakwah. Wadah semacam Korps muballigh amat sangat penting. Mengingat tantangan dakwah yang ada semakin besar dan kompleks.
“Dengan adanya ada persatuan atau wihdah ad-da’wah, maka tugas dakwah menjadi lebih mudah,”ungkapnya.
Kiyai Saad terakhir menyampaikan pesan dakwah yang multi dimensi. Yakni memperluas lahan dakwah, dengan asimilasi budaya, dakwah lintas sektoral.
“Mubaligh harus aktif dan dinamis memainkan peran dakwah di tengah-tengah masyarakat,”pungkasnya.