KUPANG — Muhammadiyah menggelar Tanwir dan peringatan Milad ke-112 di Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK), Nusa Tenggara Timur pada Rabu (4/12), dengan dihadiri Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto.
Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, dalam pidato pembukaannya menyampaikan apresiasi mendalam atas kehadiran Presiden di tengah agenda kenegaraan yang padat.
“Alhamdulillah, hari ini kita menyelenggarakan Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah yang secara spesial dihadiri oleh Bapak Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto. Kami menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Bapak Presiden, yang meskipun baru tiba dari kunjungan kenegaraan di luar negeri, langsung hadir di Kupang untuk Muhammadiyah dan masyarakat NTT,” ujar Haedar.
Dalam kesempatan tersebut, Haedar juga menyampaikan penghargaan atas kepercayaan Presiden kepada kader Muhammadiyah yang kini mengemban amanah di jajaran kabinet, baik sebagai menteri, wakil menteri, maupun pejabat lembaga kenegaraan lainnya.
“InsyaAllah, mereka adalah kader-kader terbaik yang amanah dan dapat menjalankan tugas kenegaraan dengan baik. Ada yang berasal dari Muhammadiyah struktural dan non-struktural, yang sepenuhnya mendukung kepemimpinan Bapak Presiden,” tambahnya.
Haedar melaporkan sejumlah program unggulan Muhammadiyah, salah satunya program makan bergizi yang digagas oleh Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Program ini telah resmi bermitra dengan Badan Gizi Nasional melalui nota kesepahaman (MoU) yang ditandatangani sehari sebelum acara.
Pemilihan Kupang sebagai lokasi Tanwir dan Milad, lanjut Haedar, mencerminkan perhatian Muhammadiyah terhadap kawasan timur Indonesia, termasuk NTT dan Papua.
“Universitas Muhammadiyah Kupang menjadi saksi komitmen Muhammadiyah untuk bangsa. Kampus ini memiliki 8.800 mahasiswa, di mana 82% di antaranya beragama Kristen Protestan dan Katolik. Kehadiran Muhammadiyah di NTT dan Papua telah menyatu, bahkan ada istilah Krismuha atau Kristen Muhammadiyah yang mencerminkan kedekatan ini,” jelasnya.
Haedar juga menyampaikan terima kasih kepada tokoh agama, pejabat daerah, dan masyarakat NTT yang selama ini mendukung keberadaan Muhammadiyah. Bahkan, Universitas Muhammadiyah Kupang sering disebut dengan istilah “Universitas Muhammadiyah Kristen” karena inklusivitasnya.
Acara ini turut dihadiri jajaran menteri, pimpinan pusat Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah, serta tamu undangan dari berbagai daerah. Dengan semangat Tanwir dan Milad, Muhammadiyah terus berkomitmen untuk memperkokoh kiprahnya bagi kemajuan bangsa dan negara.