Semarang – Pasca regenerasi pimpinan Persyarikatan Muhammadiyah di level pusat, beberapa bulan ke depan akan dilanjutkan dengan regenerasi pimpinan di level wilayah, salah satunya Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah. Regenerasi kepemimpinan ini akan dilaksanakan pada momentum Musyawarah Wilayah (Musywil) Periode Muktamar 48 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Jawa Tengah. Musywil Jateng sendiri rencananya akan digelar di Kota Tegal pada tanggal 3-5 Maret 2022.
Musywil yang sejatinya adalah permusyawaratan Muhammadiyah tertinggi di level provinsi memiliki beberapa agenda, salah satunya adalah regeneasi/pergantian kepemimpinan.
Ketua Umum DPD IMM Jawa Tengah Untung Prasetyo Ilham saat diwawancarai perihal pergantian kepemimpinan saat Musywil esok menyampaikan bahwa PWM Jawa Tengah yang akan datang harus diisi oleh kader yang kober. Menurutnya persyarikatan sebagai organisasi gerakan dakwah harus diisi oleh orang-orang yang memiliki waktu untuk Muhammadiyah.
“Muhammadiyah semestinya dipimpin oleh beliau-beliau yang yang punya waktu untuk mengurus persyarikatan dan umat. Tidak cukup kalau hanya pinter lan bener, tetapi juga kudu kober. Maksudnya kober adalah punya waktu untuk mengurus Muhammadiyah secara sungguh-sungguh dan serius,” ujar Untung.
Mahasiswa pascasarjana Unissula ini juga menambahkan bahwa Muhammadiyah Jawa Tengah memerlukan pimpinan yang memiliki integritas yang tinggi, tidak menjadikan Muhammadiyah sebagai tempat mencari makan, serta tidak menjadikan jabatan tersebut sebagai batu loncatan untuk menjadi pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah (AUM).
“Tentu yang dibutuhkan adalah pimpinan yang bisa menghidup-hidupi Muhammadiyah, bukan mencari hidup di Muhammadiyah. Maka saya kira Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah perlu kembali ke aturan yang ada, salah satunya tidak merangkap sebagai pimpinan amal usaha muhamamdiyah (AUM),” imbuhnya.
Untung juga menambahkan bawa Muhammadiyah harus dipimpin oleh kader yang lahir, tumbuh dan berkembang secara murni dari rahim Muhammadiyah. Kemurnian ideologi menjadi hal yang harus diperhatikan menurutnya. Telebih di Muhammadiyah Jawa Tengah hari ini tersedia banyak kader yang lahir dan tumbuh dari Ortom (organisasi otonom) Muhammadiyah seperti IPM, IMM, Pemuda Muhammadiyah dan sebagainya.
“Muhammadiyah Jawa Tengah harus dipimpin oleh kader 24 karat. Jangan sampai diisi oleh mualaf Muhammadiyah atau bahkan orang yang tidak tau Muhammadiyah itu sendiri,” tegas Untung.
Ia juga menilai bahwa saat ini Muhammadiyah Jateng masih memiliki stok kader original yang sangat mumpuni di berbagai bidang.
“Hari ini kita melihat banyak tokoh mumpuni yang lahir dari ortom, ada Kyai Tafsir Ketua PWM Jawa Tengah yang lahir dari IPM, ada ayahanda Dr. Ibnu Hassan dari PDM Banyumas aktivis IPM dan Ketua IMM pertama STAIN Purwokerto, ada Drs. Sugiyono, M.Si. dari Magelang, Ketua MPK PWM Jawa Tengah yang pada eranya merupakan aktivis Pemuda Muhammadiyah, Prof Zakyuddin Rektor UIN Salatiga yang pernah menjabat ketua IMM Jawa Tengah di eranya,” kata Untung.
Menurutnya Pimpinan Muhamamdiyah Jawa Tengah harus diisi oleh orang-orang yang lahir dari Ortom dan akar rumput Muhammadiyah yakni dari ranting dan cabang.
“Semoga tidak ada celah (dalam Musywil) yang berpeluang ditungganggi oleh kepentingan pihak-pihak tertentu yang tidak memiliki komitmen keberpihakan kepada Muhammadiyah dan Ortom,” pungkasnya.
Kontirbutor : Bidang Medkom IMM Jateng
Editor : Redaksi