TANGERANG – Sikap inklusif yang dimiliki oleh Muhammadiyah bukan hanya diterapkan dalam memberikan pelayanan, tetapi juga berlaku dalam menjalin kerja sama atau kolaborasi, termasuk dengan pemerintah.
Menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muhadjir Effendy menyampaikan, Kolaborasi ini disertai sikap inklusif, tidak pandang bulu dalam membantu dan menebar manfaat untuk pembangunan daerah.
Demikian disampaikan oleh Ketua PP Muhammadiyah Bidang Ekonomi Bisnis dan Industri Halal dalam Musyawarah Daerah (Musyda) ke-12 Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah Kabupaten Tangerang “Membumikan Islam Berkemajuan Mewujudkan Tangerang Gemilang”, di Universitas Muhammadiyah A.R Fachruddin, Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, Banten pada Minggu (28/5).
Kolaborasi yang dibangun antara Muhammadiyah dengan pemerintah, bukan hanya di level pusat, tetapi juga sampai dengan Pimpinan Wilayah dan Daerah Muhammadiyah (PWM dan PDM). Oleh karena itu, pasca diselenggarakannya musyda, PDM setempat harus segera menjalankan program secara kolaboratif.
“Yang dilakukan setelah Musyda, yaitu pentingnya kolaborasi dengan pemerintah daerah Kabupaten Tangerang. Bahkan temanya musyda menjadi satu juga sangat bagus, Mewujudkan Islam Berkemajuan Menuju Tangerang Gemilang. Temanya bagus dan membumi,” ujarnya.
Sikap inklusif yang dimiliki Muhammadiyah, imbuh Muhadjir, membuka ruang bagi Muhammadiyah untuk bekerja sama dengan banyak pihak untuk membantu dan menebar manfaat dalam membangun peradaban. Dalam konteks kedaerahan, Muhammadiyah berkomitmen memajukan pembangunan sebuah daerah.
Bahkan bukan hanya dengan pemerintah, Muhadjir juga mendorong Muhammadiyah menjalin kerja sama dengan pihak keamanan, organisasi lain sesama Islam, bahkan juga menjalin kerja sama dengan organisasi lintas iman untuk mewujudkan kemajuan bangsa dan negara.
“Itulah yang menurut saya harus dipegang. Semakin bagus dalam berkolaborasi dengan pemerintah daerah, aparat keamanan, juga semua ormas lain dan agama lain juga harus diajak bersama,” tegasnya.
Lebih-lebih dalam urusan pengentasan kemiskinan, sebagai organisasi yang memedomani teologi Al Ma’un, Muhammadiyah diharapkan menjadi pelopor dalam mengentaskan masalah kemiskinan. Di mana oleh Muhammadiyah gerakan tersebut telah dimulai sejak awal berdiri.