DEMAKMU.COM | SLEMAN—Ketua Lembaga Penanggulangan Bencana (LPB) atau MDMC Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Budi Setiawan menyarankan seluruh lembaga pendidikan Muhammadiyah, lebih-lebih boarding school untuk membekali peserta didiknya dengan pemahaman kebencanaan.
Menurut Budi, hal itu akan menambah kepercayaan wali murid atau orang tua yang menitipkan anak-anak mereka untuk belajar di lembaga pendidikan Muhammadiyah. Selain itu, mengingat Indonesia ini sebagai negara langganan bencana, pengetahuan tentang kebencanaan menjadi keharusan dimiliki setiap anak bangsa.
Di acara Simulasi Penanggulangan Gempa Bumi, Launching Korps Relawan Muhammadiyah dan Layanan AmbulanceMu MBS Yogyakarta, Ahad (9/10), Budi mengapresiasi yang dilakukan oleh Muhammadiyah Boarding School (MBS) Prambanan, Yogyakarta yang membentuk korps relawan Muhammadiyah.
“Oleh karena itulah launching relawan merupakan bagian tidak terpisahkan dalam upaya peningkatan kemampuan,” ucapnya.
Budi menegaskan, bahwa relawan jangan diartikan orang yang memiliki kerelaan saja, sebab Relawan Muhammadiyah ini dibekali dengan pengetahuan, sehingga relawan mempunyai kemampuan dan ketangguhan apabila sewaktu-waktu dipanggil untuk melakukan penanggulangan bencana.
“Dan tentu saja diharapkan tidak hanya bermanfaat bagi MBS khususnya, tetapi juga akan bermanfaat bagi masyarakat sekelilingnya. Karena kita mengetahui MBS Yogyakarta berdiri dan berada di tengah-tengah pemukiman masyarakat,” harap Budi.
Korps Relawan Muhammadiyah dimanapun, kata Budi, harus memberikan kemanfaatan bagi seluruh masyarakat. Tidak boleh tebang pilih dalam melaksanakan tugas kerelawanan. Hal itu merupakan aktualisasi dari kerahmatan islam bagi seluruh alam.
Dukungan untuk membekali peserta didik tentang penanggulangan bencana juga disampaikan oleh perwakilan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) yang diwakili oleh Deputi Pencegahan, Prasinta Dewi.
Dewi mengatakan, pentingnya pemahaman kebencanaan kepada peserta didik harus dimiliki, sebab Indonesia merupakan negara dengan wilayah yang berisiko tinggi terhadap bencana. Terkait itu, Indonesia berada di peringkat 38 dari 181 negara yang paling rentan terjadi bencana.
“Berdasakan kajian yang dilakukan oleh Kemendikbud dan BNPB pada tahun 2019, lebih dari 52 ribu satuan pendidikan berada di wilayah rawan gempa bumi, dan sekitar 54 ribu satuan pendidikan berada di daerah rawan banjir. Hal ini patut menjadi perhatian bersama,” ungkapnya.