Oleh: Rezza Fahlevi*
Tidak hanya orang tua saja yang memiliki tanggung jawab dalam proses pertumbuhan anak, tapi semua pihak. Keluarga memang merupakan ornamen primer yang mesti menjadi support system. Namun tidak kemudian kontribusi orang sekitar atau lingkungan diabaikan begitu saja. Justru, masyarakat juga memiliki tanggung jawab moral yang besar setelah orang tua dalam membantu proses bertumbuh anak sebagai generasi penerus.
Buang jauh-jauh cara berpikir bahwa tumbuh kembang anak hanya tanggung jawab orang tua atau keluarga. Jangan berpikir sempit terkait al-ummu madrosatul ula, yang kemudian menafikan peran orang sekitar dalam memberikan nasihat, contoh, ataupun bentuk kontribusi positif lainnya dalam lingkungan masyarakat. Konsktruksi moral dalam tubuh anak sangat berpengaruh pada lingkungannya tempat ia tumbuh.
Tahap Sosialisasi Manusia
Adapun hal yang bisa menjadi landasan berpikir masyarakat dalam menjadi konstruktor pendidikan akhlak dan moral untuk proses perkembangan anak mulai dari lahir sampai siap terjun di masyarakat. Menurut George Herbet Mead, tahapan sosialisasi dibagi menjadi empat, sebagai berikut:
- Preparatory Stage
Tahap pertama disebut sebagai tahap persiapan. Pada tahap ini dimulai sejak manusia dilahirkan dari rahim ibu. Menjadi bayi yang baru dilahirkan, sehatnya akan menangis karena akan mempersiapkan diri mengenal dunia sosialnya. Termasuk mengenal dan memahami tentang dirinya dan sedikit mulai meniru. Tahap ini berlangsung sejak lahir sampai umur 2-3 tahun.
- Play Stage
Disebut juga tahap meniru. Dalam tahap kedua ini, dimulai dari umur 3-5 tahun. Anak mulai mengetahui tentang nama diri dan nama orang tua, kakak, dan sebagainya. Play Stage merupakan lanjutan tahap persiapan dimana dalam kemampuan imitasi atau meniru lebih sempurna. Seperti halnya, menirukan peran-peran apapun yang dilakukan oleh orang dewasa, terlebih apa yang dilihatnya. Seringkali, ibunya yang dijadikan contoh tiruan, tapi tidak menutup kemungkinan juga untuk anak mengikuti orang lain ketika diajak keluar oleh ibunya.
- Game Stage
Pada tahap ini, anak sudah mengurangi peniruannya karena sudah begitu matang, sehingga lebih mengedepankan perannya sendiri secara langsung dengan penuh kesadaran. Penempatan dirinya sudah mampu terorganisir dengan cukup baik. Anak mampu bermain bersama-sama dengan teman sebayanya di luar rumah. Itu sebabnya, tahap ini disebut juga tahap siap bertindak yang rentang umur 5-7 tahun.
- Generalized Other
Pada tahapan akhir (7-11 Tahun), anak sudah siap atau dianggap dewasa. Mulai menyadari peraturan dan bekerja sama dengan baik. Semakin mengenal orang di sekitar dengan kuat ingatannya. Sudah siap terjun di masyarakat tentu berlatang belakang yang sudah terbentuk di tahap-tahap sebelumnya. Bagaimana ia berskiap bertindak di masyarakat hasil dari preparatory stage, play stage, dan game stage.
Peran Masyarakat dalam Tumbuh Kembang Anak
Masyarakat adalah konstruktor sekaligus destiny bagi seorang anak mulai dari lahir sampai dewasa, dari masyarakat, oleh masyarakat, untuk masyarakat. Hal ini menjadi penting karena lingkungan sekitar adalah faktor terbesar pembentuk jati diri seorang anak. Pendidikan keluarga saja dirasa tidak cukup untuk membentuk generasi yang berkarakter. Oleh karena itu, mari sebagai masyarakat saling bahu-membahu untuk memberikan contoh yang baik, doing action for goodness, dan tak jauh dari norma perilaku yang ada.
Peran masyarakat yang bisa dilaksanakan untuk pembentukan tumbuh kembang anak yang berkarakter yang akan menjadi generasi penerus, berikut ini:
- Tahap pertama
Dalam tahap preparatory stage masyarakat dapat memulai dengan nafas lingkungan yang sejuk. Artinya memberikan nuansa yang nyaman, ramah, dan tentram. Bila mengetahui tetangga akan melahirkan anak atau keluarga atau siapapun, usahakan dapat memberikan kenyamanan, jangan malah kegaduhan. Sehingga anak dalam proses mengenal dunia dan dirinya jauh lebih baik.
- Tahap kedua
Dalam tahap play stage masyarakat bisa membiasakan kegiatan-kegiatan yang baik. Berlaku dan kecakapan yang ramah. Bertutur krama serta bergaul yang benar sesuai norma. Karena pada tahap ini, anak sedang pandai-pandainya meniru orang di sekitarnya. Jangan sampai melakukan hal yang tidak sesuai dengan nilai dan norma dihadapan anak kecil, bisa jadi anak itu meniru apa yang dilakukan orang di sekitarnya. Bisa juga untuk membuat itu terwujud, dapat dilakukan sosialisasi oleh perangkat desa mengenai kesadaran pertumbuhan anak, sehingga pembentukan karakter itu konstruksi dari orang sekitar.
- Tahap ketiga
Dalam tahap game stage, selain sebagai contoh yang baik. Sekaligus dapat menjadi controlling atau pengawasan dalam dunia anak yang mulai bermain. Mengingat anak sudah pandai mengambil perannya, masyarakat dapat mampu menanamkan rasa tanggung jawab pada anak, di samping mengawasi tindak-tanduk anak.
- Tahap keempat
Pada tahap akhir, generalized other, masyarakat dapat memberikan dan mengingatkan terkait norma yang berlaku. Kuatkan keyakinan pada diri anak untuk melakukan hal-hal yang positif dan berguna. Masyarakat harus terus menyadarkan terkait nilai dan norma, serta harus diperhatikan dan ditanggapi dengan tindakan yang tepat. Untuk itu, sangat penting peran masyarakat dalam membentuk karakter anak sejak dini.
*Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) Fakultas Komunikasi dan Informatika (FKI), Ketua Bidang PIP PW IPM Jawa Tengah 2023-2025