DEMAKMU.COM | YOGYAKARTA – Muktamar ke-48 ‘Aisyiyah merupakan muktamar yang sudah menapaki di abad kedua dan memasuki periode ke 2. Pada saat ini ‘Aisyiyah dihadapkan tantangan yang sangat kompleks termasuk karena adanya dampak covid-19 yang masih betul-betul dirasakan oleh warga bangsa dan dunia disamping menghadapi persoalan global yang semakin memprihatinkan.
Hal itu disampaikan oleh Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah dalam Tanwir Bersama Muhammadiyah ‘Aisyiyah ke III secara daring dan luring, Kamis (30/6).
Noordjannah melanjutkan dakwah ‘Aisyiyah dituntut untuk pengembangan dakwah sesuai perkembangan zaman oleh karenanya memerlukan intensitas yang semakin dinamis dan memberikan solusi masalah kehidupan ditingkat nasional maupun global.
“‘Aisyiyah juga dituntut adaptif perkembangan teknologi dan mengedepankan keadaban yang mulia dengan memanfaatkan semaksimal mungkin teknologi dengan media digital,” tuturnya.
Selama pandemi covid ini terjadi, Noordjannah menyampaikan bahwa kurang lebih telah memberikan modal pengalaman dakwah bagi ‘Aisyiyah juga para pimpinan di dalam menggunakan teknologi yang begitu rupa yang memberi manfaat dalam mengembangkan dakwah ‘Aisyiyah. Oleh karena itu dakwah ‘Aisyiyah dituntut untuk semakin mengembangkan dakwah di tingkat komunitas dan jamaah karena ‘Aisyiyah sangat bergantung oleh jamaah dan komunitas yang menjadi tonggak dan pondasi untuk menggerakkan dakwah secara luas.
“Masyarakat Indonesia yang beragam agama, suku, golongan, dan latar belakang sosial budaya memerlukan ta’awun saling membantu bahu membahu tolong menolong dalam perbedaan untuk meraih kemajuan hidup bersama di Republik Indonesia yang kita cintai ini. Karena itu melalui kerja-kerja ‘Aisyiyah harus menjadi kekuatan sipil yang membawa islam rahmatan lil alamin,” jelasnya.
Untuk itu, bagaimana agar kehadiran ‘Aisyiyah dapat membawa dampak nyata bagi kehidupan masyarakat lebih baik.
‘Aisyiyah sebagai gerakan yang telah menampilkan kiprah lebih dari 1 abad, kata Noordjannah, telah menjadi modal besar untuk memainkan peran yang lebih besar dan progresif. “Kami berharap bahwa Muktamar Muhammadiyah ‘Aisyiyah ke 48 ini menjadi muktamar tonggak untuk terus melaju melanjutkan dakwah ‘Aisyiyah di abad kedua pada periode ke 2 oleh karenanya muktamar ‘Aisyiyah ke 48 adalah agenda yang sangat strategis. Melalui kebijakan, program, dan agenda muktamar,” terang Noordjannah.
“Kita songsong muktamar dengan penuh kegembiraan dan semangat pengkhidmatan kepada gerakan untuk kepentingan dakwah rahmatan lil alamin dengan tetap memperhatikan situasi dan kondisi covid-19 yang masih kita perhatikan sampai saat ini,” ajaknya.
Terakhir, Noordjannah berharap ridho Allah dalam penyelenggaraan tanwir ke depan. “Semoga Allah meridhoi ikhtiar kita. InsyaAllah dengan ikhtiar yang kuat, usaha lahir batin kita akan menuju 18 November di UM Surakarta bersama-sama untuk bermusyawarah. Selamat, insyaAllah kita tetap sehat dan Allah meridhoi langkah kita,” tutupnya.