DEMAKMU.COM | BANJARNEGARA—Pondok pesantren Muhammadiyah harus memberi dampak baik pada lingkungan sekitar, baik itu berupa ekonomi, sosial, keilmuan, budaya, dan agama.
Demikian harapan yang disampaikan oleh Wakil Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Fahmi Muqoddas setelah kunjungannya ke Pondok Pesantren Sabilurrosyad Muhammadiyah Banjarnegara.
Dalam kunjungan yang dilakukannya beserta rombongan dari Pimpinan Pendidikan Ulama Tarjih Muhammadiyah (PUTM) PP Muhammadiyah, Ahad (14/8) tersebut, Fahmi menyampaikan bahwa keberadaan Pondok Pesantren Muhammadiyah bukan hanya berperan dalam urusan keagamaan saja.
Menurutnya sebagai entitas sosial, Pondok Pesantren Muhammadiyah tidak boleh berjarak dengan kondisi lingkungan masyarakat di sekelilingnya. Pondok Pesantren Muhammadiyah harus aktif berdialog dan bersama-sama memajukan kehidupan masyarakat dengan gerakan amalnya.
“Kehadiran pondok pesantren tersebut membawa harus berdampak dan membawa berkah bagi Desa Wonodadi (lokasi Pondok Pesantren Sabilurrosyad Muhammadiyah, Banjarnegara) dan desa lainnya bagi dari segi pendidikan, sosial, ekonomi, budaya, IPTEK serta agama”. Tutur Fahmi dikutip pada (18/8).
Interaksi aktif dengan lingkungan dan masyarakat di sekitar, imbuh Fahmi, merupakan usaha menciptakan peserta didik atau santri yang memiliki kepekaan terhadap keadaan sosial masyarakat. Sebab Pondok Pesantren Muhammadiyah tidak boleh berada di menara gading.
Terkait dengan kunjungannya ini, Fahmi Muqoddas menjelaskan bahwa kedepan Pondok Pesantren Sabilurrosyad Muhammadiyah Banjarnegara akan menjadi Pesantren Binaan dari PUTM PP Muhammadiyah.
Dirinya juga mendukung atas usaha-usaha yang dilakukan oleh pondok untuk mandiri secara ekonomi melalui pendirian Amal Usaha (AUM) seperti biro travel dan lain sebagainya. Amal usaha tersebut diharapkan menjadi salah satu magnet yang menarik minat masyarakat terhadap Pondok Pesantren Sabilurrosyad Muhammadiyah Banjarnegara.
Apresiasi juga disampaikan Fahmi untuk pondok karena usahanya menjaga kultur Muhammadiyah melalui Pencak Silat Tapak Suci Putera Muhammadiyah (TSPM) sebagai mata pelajaran wajib bagi santri di samping mata pelajaran keislaman, bahasa arab dan inggris, serta Pendidikan Kewarganegaraan (PKN).
Untuk menjaga nafas kemuhammadiyahan, Fahmi berharap para santri yang telah lulus dari Pesantren Sabilurrosyad akan melanjutkan ke PUTM. Hal itu dimaksudkan agar jaringan ulama-ulama muda Muhammadiyah semakin luas dan kuat.