DEMAKMU.COM | PUSAT — Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti sampaikan bahwa salah satu strategi dakwah Muhammadiyah adalah melalui jalur politik. Strategi ini mengharuskan Muhammadiyah untuk bergaul dengan siapapun dan kelompok manapun.
Abdul Mu’ti menuturkan, bahwa warga Muhammadiyah tidak boleh anti terhadap partai politik, melainkan harus bersosialisasi dengan siapapun dan dengan kelompok apapun. Menurutnya, ini adalah usaha Muhammadiyah dalam menyongsong tajdid politik beradab dan bermartabat.
“Salah satu yang dilakukan di Muhammadiyah adalah berusaha menyalurkan aspirasi melalui partai dan lembaga negara. Dalam rangka menyongsong Tajdid Politik beradab dan bermartabat, warga persyarikatan Muhammadiyah harus bergaul dan bersosialisasi dengan siapapun dan kelompok apapun,” ucap Mu’ti.
Di acara Hari Bermuhammadiyah II Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Ahad (6/8) tersebut, Guru Besar Bidang Pendidikan Islam ini menguraikan bahwa, Muhammadiyah juga memiliki strategi dakwah yang lain yakni melalui dakwah kultural.
Kultural dalam konteks dakwah kultural di Muhammadiyah harus dimaknai secara luas. Strategi dakwah ini diharapkan akan membawa perubahan individu maupun masyarakat dari bawah. Artinya perubahan dilakukan atas kesadaran yang dimiliki oleh individu atau masyarakat bottom up.
“Strategi dakwah kultural adalah mengajak individu-individu supaya mengedepankan ajaran islam dan menjadi stimulus yang lain untuk menciptakan perubahan sosial, saya katakan strategi bottom up,” ujar Mu’ti.
Dakwah kultural Muhammadiyah dimaksudkan sebagai upaya memahami dan menggunakan potensi kultural masyarakat Islam. Melalui strategi dakwah ini, diharapkan Agama Islam semakin ‘membumi’, yaitu Islam yang mampu mengubah potensi menjadi kemajuan sosial.
Dakwah kultural ini meniscayakan pembauran dengan kelompok lain tanpa berlepas dari akidah dan nilai-nilai utama Muhammadiyah.
Sementara itu, Rektor UMJ, Ma’mun Murod menjelaskan tujuan dari Hari Bermuhammadiyah II ini untuk mempererat silaturahmi, menumbuhkan rasa cinta, semangat syiar Muhammadiyah secara inklusif dan memahami ideologi gerakan Muhammadiyah.
Selain itu, kegiatan yang rutin diadakan dua bulan sekali ini juga bertujuan untuk menyongsong semarak Muktamar ke-48 Muhammadiyah – ‘Aisyiyah bulan November mendatang. Melalui kegiatan ini sekaligus membangun keberpihakan Muhammadiyah melalui gerakan sosial.
“Hari Bermuhammadiyah akan menjadi festival bagi warga Muhammadiyah se-Jabodetabek dan menggambarkan suasana meriah dengan kegiatan pengajian dan gerakan sosial lainnya yang dilaksanakan secara bergilir oleh fakultas-fakultas yang ada di lingkungan UMJ,” ungkap Rektor.