DEMAKMU.COM | Semarang – Muhammadiyah yang sudah berjalan di abad keduanya, sudah banyak menciptakan amal usaha (AUM) di berbagai bidang. Mulai dari pendidikan, kesehatan, sosial, ekonomi, keagamaan, dsb. Menurut data yang Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) PP Muhammadiyah, paling tidak terdapat 3.334 sekolah Muhammadiyah di Indonesia. Sedangkan untuk rumah sakit, per awal tahun 2002 terdapat 119 rumah sakit Muhammadiyah. Kemudian untuk perguruan tinggi sendiri, di awal tahun 2020 sudah mencapai 162 perguruan tinggi. Jumlah AUM yang fantastis tersebut menurut Ketua PWM Jawa Tengah Dr. KH. Tafsir, M.Ag. sudah lebih dari cukup. Ia berpandangan bahwa sekarang sudah saatnya Muhammadiyah mulai membangun industri sebagai amal usaha baru.
KH. Tafsir saat dihubungi redaksi juga menyampaikan bahwa ke depan, AUM di bidang pendidikan, sosial dan kesehatan sudah overload dan dirasa cukup. Menurutnya perlu ada trobosan baru dalam pengembangan sayap Muhammadiyah melalui AUM.
“Ke depan kita akan memikirkan sesuatu yang baru. Yakni industrialisasi di Muhammadiyah,” ungkap KH. Tafsir.
Ia menambahkan bahwa selama ini Muhammadiyah sudah banyak menghasilkan para alumni yang kurang terserap di AUM dan kemudian lebih memilih bekerja di perusahan-perusahaan luar persyarikatan.
“Sudah saatnya Muhammadiyah bergerak dari hulu sampai hilir. Menghasilkan alumni sekaligus menampung mereka melalui industri yang padat lapangan kerja,” tegas KH. Tafsir.
Dosen UIN Walisongo Semarang ini juga menjelaskan bahwa Muhammadiyah Jawa Tengah sudah mulai merintis gerakan industrialisasi di Muhamamdiyah. Di antaranya sudah lahirnya industri alkes milik SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, industri pangan MieMu milik Majelis Ekonomi PDM Kota Surakarta, kemudian industri pengolahan kayu dan furniture milik PRM Keji Muntilan Kabupaten Magelang.
“Embrio industrialisasi sudah ada, tinggal menyentuh dan kuatkan lagi sehingga dapat menjadi industri yang sesungguhnya,” pungkas KH. Tafsir.
Perlu diketahui bahwa di tahun 2017, PDM Karanganyar melalui Majelis Ekonomi dan Kewirausahaan juga sudah melaunching industri air minum dalam kemasan (AMDK) yang diberi nama AirMu.