DEMAKMU.COM | JAKARTA – Menyusul Peneguhan Visi dan Komitmen Pimpinan Majelis, Lembaga, Biro tingkat Pimpinan Pusat Muhammadiyah di Yogyakarta, Ahad (12/3), acara serupa kembali digelar di Gedung Cendekia Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ), Sabtu (18/3).
Sebagai Unsur Pembantu Pimpinan (UPP), peneguhan visi dan komitmen ini dilakukan agar majelis, lembaga, dan biro masa jabatan 2022-2027 sejalan dengan visi program yang ditanfidzkan Persyarikatan Muhammadiyah pasca Muktamar Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah ke-48 di Surakarta.
Kegiatan ini dilakukan dalam dua gelombang mengingat banyaknya anggota UPP yang berjumlah 1.320 orang. Acara diawali dengan penyerahan Surat Keputusan (SK) pengangkatan anggota pimpinan kepada Ketua masing-masing Majelis, Lembaga, dan Biro oleh Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Dalam amanatnya, Haedar Nashir menekankan agar UPP ke depan bekerja dengan menekankan tiga etos Persyarikatan yaitu “kata sejalan tindakan”, “sedikit bicara banyak kerja”, dan “lisanul-hal afsahu min lisanul-maqal” (perbuatan lebih absah dibanding retorika).
“InsyaAllah dalam lima tahun ke depan kita akan bersama-sama mengemban amanat Muktamar dengan PP Muhammadiyah yang mendapat mandat, kami bersama Bapak Ibu sekalian. Sehingga sekali lagi kami sampaikan terima kasih telah bersedia meluangkan waktunya untuk berkhidmat kepada Persyarikatan Muhammadiyah,” buka Haedar.
Pasca Muktamar, Muhammadiyah kata dia dihadapkan pada konteks keumatan, kebangsaan, dan kemanusiaan semesta yang kompleks, baik di ranah nasional, regional, dan global. Tantangan ini memerlukan kerja tersistem dan terintegrasi dari UPP disertai pendekatan proaktif-konstruktif (lil muwajahah), bukan pendekatan reaktif-konfrontatif (lil mu’aradhah).
“Kepemimpinan menegakkan nilai-nilai agama tidak bisa dogmatis, perlu transformasi nilai dan proses dialog,” jelasnya.
Haedar percaya UPP mampu melaksanakan amanat membantu Persyarikatan mengingat selama ini Muhammadiyah memiliki tradisi besar sebagai organisasi modern seperti tertib organisasi, taat asas, good governance dipandu dengan kerangka berpikir tajdid, ghirah, dan ruh keikhlasan yang teruji.
Tak lupa, Haedar menyebut ada tiga hal yang membuat Muhammadiyah kuat, antara lain 1) sumber daya manusia, 2) taat sistem, dan 3) sikap amanah terhadap tanggungjawab yang melahirkan trust (kepercayaan) dari berbagai kalangan masyarakat.
“Muhammadiyah tumbuh besar karena komitmen dari keikhlasan seluruh pegiatnya dari jamaah ranting sampai pusat. Bermuhammadiyah begitu rupa dinamikanya, meski dengan cabaran yang ada, insyaAllah kita mampu melaksanakan. Tinggal bagaimana kita jadikan kekuatan kolektif dan kekuatan sistem. Di sanalah pentingnya kita ber-Syarikat,” pesannya.
Terakhir, Haedar berharap UPP menekankan kepemimpinan transformatif yang menggerakkan dengan penguatan pada berbagai dokumen tentang sikap dan pandangan keagamaan resmi Persyarikatan. Hal ini dia tekankan utamanya menyambut tahun pemilu yang penuh dengan fitnah.
Jika semua hal di atas mampu dilakukan oleh UPP, Haedar yakin berbagai modal dan capaian yang telah dimiliki Persyarikatan akan mengalami akselerasi.
“Maka insyaAllah jika semua pimpinan Majelis, Lembaga, dan Biro bisa melakukannya, Muhammadiyah lima tahun ke depan bisa sesuai tagline yang diusung, Muhammadiyah Unggul Berkemajuan,” pungkasnya.
Dalam forum yang dihadiri sekira 600 orang ini, hadir Ketua PP Muhammadiyah; Agus Taufiqurrahman, Muhadjir Effendy, Saad Ibrahim, Busyro Muqoddas (daring), Syamsul Anwar (daring), Sekretaris Umum Abdul Mu’ti, Sekretaris: Izzul Muslimin, dan Bendahara Umum Hilman Latief. (afn)