DEMAKMU.COM | PUSAT – Tidak dipungkiri bahwa selama ini stigma bahwa sekolah negeri lebih baik daripada sekolah swasta masih tertanam kuat di masyarakat. Padahal pandangan tersebut sudah tidak relevan dan tidak benar.
Di lingkungan Muhammadiyah, disinyalir stigma ini juga masih ada sehingga lembaga pendidikan berlomba-lomba memperbanyak anak didik yang lulus ke sekolah negeri sebagai tolok ukur kemajuan sekolah.
Pandangan inilah yang tidak disetujui dan diharapkan oleh Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti agar segera diubah.
“Sekarang ada yang mengukur keberhasilan sekolah itu kalau ada banyak lulusannya yang diterima di negeri sehingga banyak sekolah Muhammadiyah berlomba dan bangga kalau banyak yang diterima di negeri. Kalau SD ke SMP Negeri, kalau SMP ke SMA Negeri, dan kalau SMA ke Universitas Negeri. Itu menurut saya ukuran yang subjektif,” kritiknya.
Dalam sesi Sarasehan dan Peresmian Gedung RKB SMP Muhammadiyah 1 Banjarbaru, Ahad (31/7), Mu’ti menjelaskan bahwa saat ini kualitas semua lembaga pendidikan diukur lewat akreditasi. Akreditasi ini berlaku sama antara lembaga pendidikan negeri maupun swasta.
“Akreditasi A-nya swasta sama dengan A-nya negeri, C-nya swasta sama dengan C-nya negeri. Tapi ada persepsi publik kalau negeri itu lebih baik dari swasta,” ujarnya.
Lebih lanjut, dia menjelaskan bahwa banyak lembaga pendidikan Muhammadiyah, terutama perguruan tinggi yang memiliki akreditasi A.
Kampus besar Persyarikatan seperti UMM, UMY, dan UMS bahkan telah menduduki 10 besar kampus terbaik di dunia Islam berdasar pemeringkatan Unirank, yang artinya, kampus-kampus Muhammadiyah ini telah mengalahkan banyak universitas negeri di Indonesia.
Karena itu, kata Mu’ti stigma dan anggapan bahwa lembaga pendidikan swasta tidak lebih baik dari lembaga pendidikan milik negeri itu jauh dari kata benar atau relevan.
“Tapi publik masih menganggap seperti itu,” kritiknya. (afn)