YOGYAKARTA– Di saat bangsa Indonesia dilanda krisis kesehatan melalui adanya pandemi covid-19, Muhammadiyah-’Aisyiyah tetap tegak berdiri, kokoh, dan istiqomah dalam memberi untuk negeri.
Ketua Umum PP ‘Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini menyebut, persyarikatan selalu hadir di tengah kepiluan yang melanda negeri, tanpa perlu diundang dan diminta, Muhammadiyah selama ini telah memberi.
Budaya membantu yang dimiliki oleh Muhammadiyah tidak perlu ‘dipancing-pancing’, karena budaya membantu dan memberi telah menjadi jati diri Muhammadiyah. Budaya ini secara tidak langsung juga menjadi kebanggaan bagi orang-orang yang berkhidmat di persyarikatan.
Kerja-kerja kemanusiaan yang dilakukan oleh Muhammadiyah-’Aisyiyah tetap berkontribusi nyata dari sejak awal berdiri sampai sekarang kuncinya adalah kebersamaan dan sinergi untuk kepentingan-kepentingan kebaikan. Namun demikian, kerja kemanusiaan dan pengelolaan amal usaha itu tidak mudah.
Muhammadiyah sebagai induk organisasi dalam mengurus dan mendirikan amal usaha tidak arogan, melainkan melainkan memberi kesempatan kepada ‘Aisyiyah untuk bergerak leluasa mengembangkan dirinya, juga melalui amal usaha yang dirintis.
“Karena sinergi dan kebersamaan itu tanpa harus ada terpisah-pilah begitu mana yang Muhammadiyah, mana yang ‘Aisyiyah. Tetapi saat negara membutuhkan kehadiran persyarikatan, maka di dalamnya ‘Aisyiyah bisa turut serta,” ungkapnya pada (10/8) dalam Pengajian Akbar MPKU PP Muhammadiyah.
Pengkhidmatan rumah sakit, klinik Muhammadiyah-’Aisyiyah di masa pandemi covid-19 mendapat apresiasi yang luar biasa dari berbagai pihak. Budaya membantu dan memberi yang dimiliki oleh persyarikatan sulit dinegasikan di tengah eksistensi bangsa- negara Indonesia tercinta.
Siti Noordjannah menceritakan, betapa dulu di awal masa pandemi pada Maret 2019 seusai bertemu dengan Presiden Jokowi, Muhammadiyah menjadi salah satu atau mungkin organisasi non-pemerintah pertama yang sudah siap untuk penanganan pandemi covid-19.
Kesiapan tersebut bukan hanya omong kosong, karena Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah telah memiliki ratusan Amal Usaha di Bidang Kesehatan di seluruh Indonesia. Noordjanah menegaskan, amal usaha adalah bentuk nyata keinginan Muhammadiyah untuk berkontribusi bilamana negara-bangsa mengalami kesulitan.
“Kita bisa menjawab dengan lugas begitu tanpa harus ria’, bahwa kita siap membantu dan itu menjadi kenyataan yang luar biasa,” ucapnya
Ketika di awal-awal pandemi datang, Muhammadiyah sudah berkomitmen dengan 15 rumah sakitnya untuk membantu pemerintah. Hingga pandemi covid-19 berjalan lebih dari setahun, Muhammadiyah-’Aisyiyah telah menyediakan sebanyak 83 rumah-rumah sakit dan kliniknya.
Rumah sakit dan klinik jaringan Muhammadiyah-’Aisyiyah saat ini juga ikut membantu pemerintah dalam tindakan preventif, yakni dengan membantu melancarkan program vaksinasi. Noordjanah berharap, yang telah dilakukan oleh persyarikatan bisa menjadi inspirasi bagi pihak lain.
“Inspirasi pihak lain yang juga bisa bersama-sama membangun kesehatan di negeri ini, tentu dengan semangat kebersamaan bukan dalam semangat untuk mencari keuntungan,” katanya.