Dalam rangka memperingati tahun baru islam 1443 H lazismu menyelenggarakan Kajian dengan tema “Peran Lazismu Dalam Pengembangan AUM dan Muhammadiyah Kedepan”. Tepatnya pada hari Senin, 9 Agustus 2021 pukul 19.30 bersama Ketua Umum Muhammadiyah, Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si. Acara dilaksanakan secara virtual melalui media zoom dan disiarkan langsung melalui kanal youtube PWM Jateng dan Live tvMu serta dihadiri oleh lebih dari 1000 partisipan yang tergabung dari berbagai daerah.
Sebelum memasuki acara inti, pengantar disampaikan oleh Drs. H. Tafsir, M.Ag selaku Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Tengah, mengenai pentingnya peran lazismu untuk membangun pilar penting kemanusiaan baik PSDM maupun kemajuan pembangunan ekonomi. “Maka pada malam hari ini menjadi renungan yang sangat penting, bagaimana kedepan lazismu dalam peran yang lebih yang muaranya salah satunya untuk membangun pilar kemanusiaan.” Tutur Drs. H. Tafsir, M.Ag.
“Membangun sinergi antara lazismu dan AUM dimana masih banyak kaum kita yang masih lemah dan disitu kami mendampingi dan membantu mereka,Nilai zakat tidak sekedar taharah atau suci namun juga tumbuh dan berkembang” lanjut beliau….
Dibuka dengan pembacaan ayat suci al-qur’an yang dilantunkan oleh Burhan Hidayat kemudian dilanjutkan laporan terkait data pergerakan lazismu dan AUM yang disampaikan oleh pemandu acara yang juga selaku ketua lazismu Jawa Tengah, H. Dodok Sartono, SE. MM….
Dalam tausyiah menyambut tahun baru islam 1443 H, yang disampaikan oleh Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si mencetuskan 6 poin yang merupakan harapan beliau untuk pembenahan kesyarikatan khususnya di lazismu kedepannya. Pertama, membangun mindset untuk lebih positif. Kedua, pembenahan system yang lebih baik. Ketiga, membangun sumber daya manusia. Keempat, membangun infrastruktur. Kelima, membangun budaya positif dan yang ke enam adanya inovasi dan variasi yang berkelanjutan.
“Mudah-mudahan dengan 6 poin tersebut diharapkan kita bisa mengembangkan lazismu dan amal usaha menjadi lebih baik. Tetapi bersamaan dengan itu juga, perlu berjejaring dengan yang menengah ke bawah agar amal usaha juga maju bersama” harap Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir, M.Si dalam kesempatan malam itu. Kajian ditutup dengan penguatan mengenai ayat tentang zakat yang disampaikan oleh Drs. H. Tafsir, M.Ag “Dalam firman Allah Q.S At-Taubah ayat 60. Allah tidak pernah menggunakan kata delapan, artinya bahwa pengertian ‘waal asri’ tidak hanya waktu tapi juga zaman.
Bisa jadi zaman sekarang tidak sekedar kedelapan, bisa juga ada kelompok-kelompok lain yang layak untuk menerima zakat. Islam dengan perspektif fikih dapat berkembang sesuai ruang dan waktu. Ini yang menjadi semangat teman- teman lazismu agar tidak terkungkung dalam angka delapan” tutur Drs. H. Tafsir, M.Ag Kemudian kajian dilanjutkan dengan sesi tanya jawab partisipan melalui kolom chat yang disampaikan oleh pemandu acara kepada Prof. Dr. K.H. Haedar Nashir. (Ica) …