DEMAKMU.COM | PUSAT – Islam moderat dan Islam berkemajuan merupakan identitas persyarikatan Muhammadiyah sejak awal didirikan. Pendiri Muhammadiyah KH Ahmad Dahlan, telah mengimplementasikan Islam moderat ke berbagai pembangunan dalam perjalanannya.
Oleh karenanya, kegiatan Tadarus Ramadhan yang selenggarakan Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) membahas mengenai Alquran sebagai perwujudan masyarakat Islam yang berkemajuan.
Adapun agenda tersebut digelar secara luring di Dome UMM, Sabtu (16/4) lalu.Salah satu pemateri Dr. Hamim Ilyas.
Pada pemaparannya, Hamim menjelaskan bahwa salah satu aspek untuk menciptakan masyarakat Islam moderat yakni melalui pembangunan sistem sekolah yang berbeda pada zamannya. Hingga akhirnya, penerapan Islam moderat semakin meningkat dan berkembang.
Lebih lanjut, kata Hamim, masyarakat yang ingin dibangun oleh Muhammadiyah adalah masyarakat yang utama, adil, makmur, dan di ridhoi oleh Allah SWT. Pembentukan masyarakat sesuai kriteria-kriteria tersebut bukan tanpa alasan. Mewujudkan masyarakat utama berarti masyarakat yang berada di atas rata-rata. Diharapkan dengan adanya masyarakat ini, warga Muhammadiyah akan selalu menjadi yang terdepan dalam berbagai kebaikan atau yang biasa disebut dengan fastabiqul khairat.
“Sementara itu, masyarakat yang adil akan membawa kedamaian bagi masing-masing individu. Untuk pembentukan masyarakat yang makmur, tidak terbatas pada bidang ekonomi saja tetapi juga di bidang pendidikan dan kesehatan. Sementara konsep masyarakat yang diridai oleh Allah SWT terangkum dalam surat Al-Fajr ayat 27-30 yang terjemahannya berbunyi Wahai jiwa yang tenang, kembalilah kepada Tuhanmu dengan hati yang rida dan diridai-Nya. Maka masuklah ke dalam golongan hamba-hamba-Ku, dan masuklah ke dalam surga-Ku,” ungkap pria asal Klaten tersebut.
Hamim menyebut bahwa Islam berkemajuan merupakan merupakan wakil yang tepat dari Islam rahmatan lil alamin. Ada tiga ciri dari islam Islam rahmatan lil alamin yaitu sejahtera, damai atau tidak dalam ketakutan, dan bahagia. Menariknya, ketiga hal tersebut selaras dengan masyarakat yang ingin dibangun oleh Muhammadiyah.
“Dalam pembangunan masyarakatnya, Muhammadiyah juga bertumpu pada Alquran Surat Albaqarah. Di dalamnya ada beberapa ciri-ciri masyarakat islam yang baik, satu di antaranya yakni berjiwa besar. Ketika seseorang sudah berjiwa besar maka pikiran dan langkah yang diambilnya pun juga akan besar. Kemudian ciri kedua yakni adanya sistem sosial yangegalitarianism atau kesamaan hak dan kewajiban. Dan yang terakhir adalah kepribadian masyarakat yang selalu berada di depan kebaikan,” kata wakil ketua majelis tarjih dan tajdid PP Muhammadiya tersebut.
Disisi lain, Rektor UMM Fauzan, menjelaskan bahwa kajian ramadhan ini dilaksanakan rutin setiap harinya selama satu bulan penuh. Hal ini dilakukan dalam rangka untuk meningkatkan kesadaran para sivitas akademika terkait hak serta kewajibannya terhadap Allah SWT. Selain itu juga meningkatkan hubungan baik dengan sesama manusia.
“Kesadaran itu berada di wilayah yang sangat abstrak. Namun, jika kesadarannya telah dibangun, maka akan bermunculan pula produk-produk keimanan dan muamalah yang berada di garis Allah SWT. Oleh karenanya, kita sebagai warga Muhammadiyah tidak boleh berhenti mengupdate kesadaran masing-masing,” tandasnya mengakhiri.