DEMAKMU.COM | JEMBER – Setelah melewati satu bulan penuh dengan ibadah Puasa Ramadan, umat muslim kemudian menutupnya dengan Idulfitri pada 1 Syawal, yang sekaligus pada bulan ini ada tradisi Halal Bihalal.
Tradisi Halal Bihalal ini identik dengan muslim Indonesia, yaitu sebuah tradisi untuk saling bermaaf-maafan. Oleh karena itu, menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman halal bihalal harus dimanfaatkan untuk mendulang maaf atas segala salah dan dosa.
Permintaan maaf kepada sesama ini, kata dr. Agus, supaya nanti ketika sudah sampai pada hari pembalasan, seorang muslim tidak tekor. Tekor yang dia maksud adalah seorang muslim yang amal salihnya banyak tapi juga menzalimi orang lain.
“Yang merasa beramal salih banyak, tetapi di dalam hidupnya menzalimi orang lainnya juga banyak,” kata dr. Agus pada (19/4) di Pengajian Bulanan Universitas Muhammadiyah (UM) Jember.
“Oleh karena itu pengajian edisi halal bihalal ini adalah untuk membersihkan diri kita dari dosa-dosa itu,” ungkap.
Di hadapan keluarga besar UM Jember, dr. Agus menjelaskan, permintaan maaf kepada manusia itu lebih sulit dibandingkan kepada Allah SWT. Jika minta maaf kepada Allah SWT bisa dilakukan dengan cara istighfar, menyelesai perbuatan, berjanji tidak akan mengulangi, dan sesudahnya berbuat kebaikan.
“Selesai, ampunan Allah akan turun. Tetapi dosa kita kepada manusia tidak mungkin dirontokkan dengan oleh Allah kalau kita tidak meminta ikhlas dari orang yang pernah dilukai itu,” katanya.
Oleh karena itu, dia mendorong supaya muslim terlebih Warga Muhammadiyah untuk senang menghadiri acara halal bihalal dengan spirit untuk meminta dan memberikan maaf.