DEMAKMU.COM | JAKARTA – Pembelajaran ISMUBA adalah salah satu distingsi yang membedakan lembaga pendidikan Muhammadiyah dengan lembaga pendidikan non-Muhammadiyah. ISMUBA sendiri merupakan konsep pendidikan terpadu yang mengintegrasikan agama dengan kehidupan nyata. Dalam ISMUBA diajarkan ilmu-ilmu Islam dan Kemuhammadiyahan.
Sebagai distingsi khas, aspek ini ikut menjadi perhatian dari Majelis Pendidikan, Dasar, Menengah, dan Pendidikan Non Formal (Dikdasmen PNF) untuk ditingkatkan kualitasnya. Misalnya dengan pengiriman perwakilan sekolah-sekolah Muhammadiyah ke Kampus Politeknik Nanyang Singapura untuk mempelajari kurikulum STEM yang telah dilaksanakan beberapa batch.
“Kami berharap nanti para bapak ibu guru kita ini akan mengembangkan modul dan modul ini harapannya kita sebar ke sekolah-sekolah, madrasah Muhammadiyah di seluruh Indonesia sehingga dengan demikian cara pembelajaran di Muhammadiyah pun juga akan sangat berbeda termasuk dalam ISMUBA kita ada semacam revitalisasi-lah,” terang Ketua Majelis Dikdasmen PNF PP Muhammadiyah, Didik Suhardi.
Dalam perbincangan di kanal youtube Suyanto.id, Rabu (6/9), Didik menyebut upaya revitalisasi ISMUBA dilakukan agar dalam praktiknya, pembelajaran ISMUBA berkesan bagi para peserta didik di lembaga pendidikan dasar dan menengah milik Muhammadiyah.
“Maka kita harus pastikan bahwa ISMUBA ini dalam metode pembelajarannya harus menyenangkan, enjoy dan menjadi kebutuhan dan kerinduan bagi anak-anak ketika diajari ISMUBA sehingga kami dengan tim ISMUBA sedang melakukan revitalisasi mulai bahan ajar di kurikulumnya,” ungkapnya.
“Maka jangan sampai anak-anak nanti di SD sudah bosan dengan ISMUBA kemudian nanti dia tidak ingin lagi belajar di SMP,” imbuhnya. Revitalisasi yang hendak dilakukan menurut Didik menyangkut konten berbasis aktivitas.
Revitalisasi ini kata dia juga memiliki tujuan praktis agar pemahaman siswa selaras dengan pengamalannya pada kehidupan sehari-hari. Sehingga siswa Muhammadiyah dikenal sebagai siswa-siswa yang berakhlak mulia dan berbudi pekerti luhur ketika bermasyarakat.
“Bagaimana supaya pembelajaran ini mulai dari SD sampai pendidikan menengah ini memang betul-betul punya benang merah sehingga nilai-nilai Islam Kemuhammadiyahan ini betul-betul dipahami secara baik oleh anak-anak sekolah Muhammadiyah,” tambahnya.
Ke arah itu, Majelis Dikdasmen dan PNF kata dia akan memanfaatkan Forum Guru Muhammadiyah dan sekolah-sekolah yang sudah unggul untuk melakukan mentoring kepada sekolah-sekolah yang masih di bawah.
“Yang paling penting adalah dalam metode pembelajarannya karena metodenya ini akan menentukan kenyamanan. Kemudian juga apakah anak-anak ini menyenangi ISMUBA apa tidak,” pungkasnya. (afn)