Antara Mohon dan Memberi Maaf
Oleh : Dr. H. Ali Trigiyatno, M.Ag.*
PWMJATENG.COM – Di bulan Syawal terdapat tradisi yang menarik untuk dicermati yakni orang-orang muslim di Indonesia gemar meminta-minta maaf terhadap orang di sekelilingnya. Walau cuma setahun sekali, rasa-rasanya sudah lumayan buat mengurangi kesalahan terhadap sesama. Mengaku salah dan meminta maaf tentu bagus-bagus saja asal tulus dan ikhlas dalam melakukannya.
Sebenarnya, tidak ada tuntunan khusus untuk bermaaf-maafan di hari raya, walau hal ini juga tidak terlarang. Yang ada justru jika sudah terlanjur berbuat kesalahan atau kezaliman untuk segera minta dihalalkan tanpa menunda-nunda, apalagi telah wafat dan sampai di akhirat. Dalam sebuah hadis diterangkan.
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ ، رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ ، قَالَ : قَالَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم : مَنْ كَانَتْ لَهُ مَظْلَمَةٌ لأَحَدٍ مِنْ عِرْضِهِ ، أَوْ شَيْءٍ فَلْيَتَحَلَّلْهُ مِنْهُ الْيَوْمَ قَبْلَ أَنْ لاَ يَكُونَ دِينَارٌ ، وَلاَ دِرْهَمٌ إِنْ كَانَ لَهُ عَمَلٌ صَالِحٌ أُخِذَ مِنْهُ بِقَدْرِ مَظْلَمَتِهِ وَإِنْ لَمْ تَكُنْ لَهُ حَسَنَاتٌ أُخِذَ مِنْ سَيِّئَاتِ صَاحِبِهِ فَحُمِلَ عَلَيْهِ.
Abu Hurairah berkata, telah bersabda Rasulullah Saw, “Barangsiapa pernah melakukan kezaliman terhadap saudaranya, baik menyangkut kehormatannya atau sesuatu yang lain, maka hendaklah ia minta dihalalkan darinya hari ini, sebelum dinar dan dirham tidak berguna lagi (hari kiamat). (Kelak) jika dia memiliki amal saleh, akan diambil darinya seukuran kezalimannya. Dan jika dia tidak mempunyai kebaikan (lagi), akan diambil dari keburukan saudara (yang dizalimi) kemudian dibebankan kepadanya. (HR Al-Bukhari).
Sungguhpun meminta maaf itu baik, namun ada yang lebih baik dan sayangnya yang lebih baik ini kurang diamalkan atau kurang disosialisasikan. Apakah yang lebih baik dari meminta maaf itu? Jawabnya adalah memberi maaf, ya memberi maaf. Mengapa memberi maaf atau pemaaf itu lebih baik dan mulia? Karena pihak yang dimintai maaf umumnya dalam posisi yang dirugikan, dizalimi, disalahi, disakiti dan sejenisnya. Sementara pihak yang meminta maaf umumnya (walau tidak selalu) adalah pihak yang menzalimi, menyakiti, merugikan dan sejenisnya. Jadi wajar atau tidak istimewa jika pihak yang salah meminta maaf dan pihak yang dirugikan ‘berat’ memaafkan. Nah, dalam posisi seperti ini maka anjuran lebih banyak ditujukan kepada pihak yang dirugikan untuk berjiwa besar dan lapang mau memaafkan kasalahan temannya tadi.
Maka dari itu tidak heran kalau sejumlah ayat dan hadis lebih banyak kita temukan anjuran untuk memaafkan dibanding minta maaf
Mari kita perhatikan beberapa ayat berikut ini terkait anjuran memaafkan:
Pertama, Surat Al A’raf ayat 199.
خُذِ الْعَفْوَ وَأْمُرْ بِالْعُرْفِ وَأَعْرِضْ عَنِ الْجَاهِلِينَ
Artinya: “Jadilah pemaaf dan suruhlah orang mengerjakan yang ma’ruf, serta jangan pedulikan orang-orang yang bodoh.”
Kedua, As Syura ayat 40.
وَجَزَاءُ سَيِّئَةٍ سَيِّئَةٌ مِثْلُهَا فَمَنْ عَفَا وَأَصْلَحَ فَأَجْرُهُ عَلَى اللَّهِ إِنَّهُ لَا يُحِبُّ الظَّالِمِينَ [الشورى: 40]
Artinya: Balasan suatu keburukan adalah keburukan yang setimpal. Akan tetapi, siapa yang memaafkan dan berbuat baik (kepada orang yang berbuat jahat), maka pahalanya dari Allah. Sesungguhnya Dia tidak menyukai orang-orang zalim.
فَبِمَا رَحْمَةٍ مِنَ اللَّهِ لِنْتَ لَهُمْ وَلَوْ كُنْتَ فَظًّا غَلِيظَ الْقَلْبِ لَانْفَضُّوا مِنْ حَوْلِكَ فَاعْفُ عَنْهُمْ وَاسْتَغْفِرْ لَهُمْ وَشَاوِرْهُمْ فِي الْأَمْرِ فَإِذَا عَزَمْتَ فَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ إِنَّ اللَّهَ يُحِبُّ الْمُتَوَكِّلِينَ
Artinya: “Maka berkat rahmat Allah engkau (Muhammad) berlaku lemah lembut terhadap mereka. Sekiranya engkau bersikap keras lagi berhati kasar, tentulah mereka akan menjauhkan diri dari sekitarmu. Karena itu maafkanlah mereka dan mohonkanlah ampunan untuk mereka, dan bermusyawarahlah dengan mereka dalam urusan itu. Kemudian, apabila engkau telah membulatkan tekad, maka bertawakallah kepada Allah. Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang bertawakal.” – (Q.S Ali Imran: 159).
Maka dari itu, budaya meminta maaf yang baik ini perlu dilengkapi dan disempurnakan dengan budaya suka memberi maaf. Dengan bahasa lain, jika kita meminta maaf maka pada saat yang bersamaan sediakan hati kita untuk memaafkan kesalahan saudara kita. Maka dari itu ucapan mohon maaf lahir dan batin perlu dilengkapi dengan mohon sekaligus memberi maaf lahir dan batin, Insya Allah ini lebih seimbang dan lengkap.
Ingat, walau kita sudah meminta maaf seratus kali sekalipun, namun kalau belum atau tidak dimaafkan oleh orang yang kita salahi maka dosa kita belum gugur, namun dengan dimaafkan walau kita tidak minta maaf sekalipun, Insya Allah dosa bisa gugur. Jadi yang ampuh itu sebenarnya memberi (pemberian) maaf, maka sudah semestinya kita lebih banyak dan suka memberi maaf walau tidak diminta sekalipun. Wallahu a’lam.
*Ketua Majelis Tabligh PWM Jawa Tengah
Editor : M Taufiq Ulinuha