KUPANG — Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir, menegaskan pentingnya visi kemakmuran yang merata bagi seluruh rakyat Indonesia dalam pidatonya pada acara Pembukaan Tanwir dan Milad ke-112 Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang, Nusa Tenggara Timur, Rabu (4/12).
Dalam kesempatan tersebut, Haedar menyampaikan dukungannya terhadap visi kedaulatan yang diusung Presiden Prabowo Subianto, sekaligus menyerukan pentingnya gerakan menuju masyarakat yang adil dan makmur.
“Kami membersamai perjuangan Bapak Presiden untuk dua hal: Bapak selalu menggelorakan tentang visi kedaulatan Indonesia dan menyerukan pentingnya gerakan masyarakat adil makmur yang merata untuk seluruh rakyat Indonesia,” ujar Haedar.
Tema acara Tanwir dan Milad ini, “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua,” menegaskan komitmen Muhammadiyah untuk mewujudkan kesejahteraan lahir dan batin bagi seluruh elemen bangsa.
Haedar menjelaskan bahwa konsep kemakmuran berakar pada empat dimensi utama. Pertama, cita-cita nasional yang termaktub dalam visi Indonesia bersatu, berdaulat, adil, dan makmur. Kedua, sosio-historis masyarakat Indonesia yang mengenal istilah “gemah ripah loh jinawi,” menggambarkan negeri yang damai dan sejahtera.
Ketiga, konsep Islam tentang “baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur” sebagaimana tercantum dalam QS. Saba’ ayat 15, yang menjelaskan negeri yang baik dan penduduknya bersyukur atas anugerah Tuhan. Keempat, semangat keadilan yang menjadi dasar berdirinya Indonesia.
“Soekarno pernah menegaskan bahwa Indonesia adalah milik semua, bukan milik satu orang atau kelompok tertentu. Bung Hatta juga menekankan bahwa UUD 1945 Pasal 33 merupakan sendi utama politik perekonomian dan sosial Indonesia,” papar Haedar.
Haedar menambahkan bahwa sistem ekonomi yang dimaksud oleh Hatta menolak individualisme dan kapitalisme secara fundamental, mengedepankan keadilan sosial bagi seluruh rakyat.
Haedar juga mengutip pandangan Presiden Prabowo dalam bukunya Paradoks Indonesia dan Solusinya (2022). “Pak Prabowo menegaskan bahwa pemerintah harus menjadi pelopor dalam membangun ekonomi, menyelamatkan negara, menghadirkan kemakmuran, dan mengurangi kemiskinan. Pemerintah tidak boleh hanya menjadi wasit,” jelas Haedar.
Haedar juga menyoroti peringatan Prabowo tentang besarnya aliran kekayaan nasional yang tersimpan di luar negeri, yang menjadi tantangan besar bagi perekonomian Indonesia.
Selain pidato, acara ini juga ditandai dengan peletakan batu pertama pembangunan Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Universitas Muhammadiyah Kupang. Haedar menyatakan bahwa pembangunan rumah sakit ini merupakan langkah konkret Muhammadiyah untuk meningkatkan kualitas kesehatan masyarakat Indonesia, khususnya di wilayah timur.
“Kami mohonkan kepada Bapak Presiden untuk menyampaikan amanat sekaligus membuka Tanwir dan Milad ini. Dengan izin Allah, semoga keberkahan selalu menyertai bangsa ini,” tutup Haedar, menekankan harapan besar Muhammadiyah untuk terus berkontribusi dalam pembangunan nasional.