DEMAKMU.COM | TEGAL—Menyampaikan tausiyah di Hari Bermuhammadiyah Kabupaten Tegal, Ahad (18/9), dan dikawal oleh KOKAM dan Banser, Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti menyampaikan tentang penting kebersamaan dalam memajukan dan pentingnya pendidikan kepada anak sejak dini.
Kebersamaan ini sering ditampilkan oleh Muhammadiyah dan Nahdlatul Ulama (NU), mulai dari Pimpinan Pusat atau Pengurus Besarnya, sampai tingkat ranting maupun yang ditunjukan oleh organisasi sayap kedua ormas ini. Sebelumnya, ketika menghadiri undangan di Kudus, Ketua Umum PP Muhammadiyah juga dikawal oleh KOKAM dan Banser.
“Di akar rumput, kebersamaan Kokam dan Banser adalah cermin kerukunan Muhammadiyah dan NU. Berbeda tetapi tetap bisa bersatu dan bekerjasama,” tuturnya.
Memotivasi jamaah yang hadir dari penjuru Kabupaten Tegal dan sekitarnya, Abdul Mu’ti menyebut bahwa semangat kebersamaan adalah kunci untuk menaklukan dunia. Oleh karena itu, kepada Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) yang lokasinya jauh dari perkotaan tidak perlu minder atau inferior.
Selain menyampaikan tausiyah, kedatangan Abdul Mu’ti ke Kabupaten Tegal sekaligus juga meresmikan PAUD ‘Aisyiyah Ranting Ketileng, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal. Mu’ti berseloroh, AUM yang jauh dari pedalaman harus memiliki sisi yang unik. Tidak boleh biasa-biasa saja sebagaimana lazimnya bangunan.
Guru Besar Pendidikan Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ini menuturkan, bahwa selain bentuk fisik, yang tidak kalah penting dari sebuah AUM adalah jiwa atau ruhnya. Menurutnya, membangun bangsa yang hebat itu dimulai dengan pendidikan sejak dini. “Pendidikan sejak dini itu bukan hanya pendidikan di PAUD saja,” ucapnya.
Mengutip pakar pendidikan, Abdullah Nasih Ulwan, Mu’ti menyebut bahwa pendidikan itu sudah bisa dimulai sejak anak masih dalam kandungan. Lebih jauh, bahkan pendidikan kepada anak itu sudah bisa dimulai sejak calon orang tua memilih pasangan. “Kita diberi tuntunan oleh nabi, bahwa kalau memilih itu jangan asal-asalan.” Imbuh Mu’ti.
“Kenapa bisa dimulai memberikan pendidikan sejak dalam kandungan ? Karena menurut hadits nabi, ketika usia kehamilan itu 4 bulan maka Allah meniupkan ruh kedalam jasad atau janin yang berusia 4 bulan itu”. Ucapnya.
Janin yang awalnya hanya biologis, atau basyariyah, setelah 4 bulan ketika sudah ditiupkan ruh ke dalamnya, maka sudah menjadi insan. Mu’ti juga menjelaskan perbedaan bashariah dan insan, di mana dua penyebutan ini ada dalam Al Quran. Di mana basyar itu sebagai ungkapan fisik, sementara insan merupakan fisik yang sudah ada ruhnya.