SURAKARTA – Rapat Koordinasi Nasional Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (RAKORNAS MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah yang berlangsung selama tiga hari, Jumat-Ahad (24-26/10), resmi ditutup oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto.
Agung Danarto menekankan pentingnya MPKSDI untuk terus menyiapkan kader unggul untuk menjawab proyeksi Muhammadiyah di tahun 2050. Agung memaparkan bahwa penyusunan peta jalan (roadmap) kaderasi 2050 yang telah dipetakkan merupakan sebuah ikhtiar besar Muhammadiyah untuk memastikan kebutuhan kader dapat terpenuhi dengan tepat.
“Kebutuhan kader harus dipetakkan yang sedimikian rupa, apalagi majelis kader ini telah membuat peta jalan pengkaderan hingga tahun 2050. Dalam hal ini kita perlu mensinkronkan teknologi yang semakin maju dengan sektor padat karya supaya kedepan, para kader tidak ada yang pengangguran,” jelas Agung pada Ahad (26/10).
Agung menilai perkembangan zaman pada tahun 2050 akan membutuhkan banyak tenaga profesional yang ahli di bidang masing-masing. Karena itu, persiapan kader tidak hanya soal kemampuan teknis, namun juga penanaman karakter, ideologi, serta pemahaman keislaman yang kokoh.
“Yang paling mungkin disiapkan sejak sekarang adalah karakter dan ideologi keislaman kader. Dalam profesi apapun, karakter menjadi sangat penting,” ujarnya.
Dengan landasan itu, Agung menyebut bahwa masa depan Muhammadiyah akan terus bergantung pada kader-kader militan yang berkarakter. Maka ia berharap, melalui MPKSDI, kader-kader berkualitas akan terbentuk dan menjadi tulang punggung dalam mengelola persyarikatan.
“Kalau Muhammadiyah tidak diimbangi dengan kader yang militan yang berkarakter. Khawatir dinamika gerakan ke depan tidak dapat dikonsolidasi. Karena itu, Muhammadiyah perlu menyiapkan kader yang menjadi tulang punggung dalam mengelola persyarikatan,” tegasnya.
RAKORNAS MPKSDI yang digelar selama tiga hari di Universitas Muhammadiyah Surakarta ini menjadi momentum strategis untuk memperkuat visi kaderisasi jangka panjang. Melalui forum ini, Muhammadiyah memastikan geraknya dalam mencerahkan bangsa terus bertumpu pada sumber daya insani yang kokoh, kompeten, dan berkarakter. (Bhisma)




















