DEMAKMU.COM | Surakarta – Ada hal menarik terjadi selama berlangsung Sidang Pleno I Muktamar ‘Aisyiyah yang digelar pada 6 November 2022, di auditorium Djazman, Universitas Muhammadiyah Surakarta. Anggota Muktamar ‘Aisyiyah ke-48 banyak menyampaikan pantun terutama saat mengawali dan mengakhiri tanggapan atas materi Muktamar yang disampaikan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah.
Misalnya saja saat Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah Kalimantan Selatan mengakhiri tanggapannya, Yulia Qamariyanti menutupnya dengan sebuah pantun,
Hati-hati di titian patah,
Gadis lewat memakai tapih,
Kami bangga dengan Muktamar ‘Aisyiyah ke-48,
Sidang Pleno 1 Menggunakan Teknologi Canggih
Pantun bukan saja menggambarkan Sidang Pleno Muktamar ‘Aisyiyah, tetapi juga menggambarkan kerinduan dan semangat untuk mengikuti Muktamar secara luring di Surakarta, 19-20 November mendatang. Pesan itu antara lain tergambar dari pantun yang disampaikan PWA Sumatera Barat saat menutup tanggapannya terhadap materi muktamar,
Surakarta kota budaya,
Arena Muktamar Muhammadiyah-‘Aisyiyah,
Rendang Padang lamak rasanyo,
‘Aisyiyah Sumatera Barat siap menuju Solo
Tidak hanya pantun, beberapa wilayah pun juga memilih untuk menutup sesi penyampaian tanggapan dengan menyanyikan lagu daerah berlirik terkait Muktamar. PWA Yogyakarta contohnya, secara daring, menyanyikan lagu Ayo Menyang Solo menggunakan nada dari lagu Gundul Pacul
Ayo menyang Solo lo
Bebarengan
Muktamar Aisyiyah
Yo sukseskan
Madhep mantep
Perempuan berkemajuan
Madhep mantep
Perempuan berkemajuan
Demikian halnya dengan PWA Jawa Timur yang memilih bernyanyi dengan menggunakan nada lagu ‘Rek Ayo Rek’.
Rek Ayo Rek
Jalan-jalan ke Surakarta
Rek Ayo Rek
Ikut Muktamar ‘Aisyiyah
Jadi Peserta atau Penggembira
Jogo Prokes itu yang Paling Utama
Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah DKI Jakarta pun tak kalah kreatif bernyanyi dengan menggunakan nada lagu ‘Jali-jali’.
Inilah ‘Aisyiyah DKI
Janganlah lupa, janganlah lupa sayang
Muktamar Solo
Muktamar Solo
Beri solusi
Banyaknya pantun yang disampaikan dan lagu yang dinyanyikan terkait Muktamar ‘Aisyiyah membuat suasana Muktamar terasa meriah. Demikianlah, wajah perempuan ‘Aisyiyah berkebudayaan.