DEMAKMU.COM | PUSAT – Perempuan mengusung peradaban utama menjadi tema Milad ke-105 ‘Aisyiyah pada 2022 ini. Menurut Ketua Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah, Shoimah Kastholani, implementasi dari tema tersebut di antara perempuan tidak boleh berpangku tangan.
Muhammadiyah memandang, kelompok laki-laki maupun perempuan memiliki peran yang sama dalam relasi kemanusiaan. Termasuk dalam berdakwah, ruang gerak perempuan sama dengan laki, demi terwujudnya masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.
Berkaca dari itu, Shoimah mengungkapkan bahwa perempuan harus menjadi pelopor kebangkitan, mereka tidak boleh hanya berpangku tangan melihat keadaan sekelilingnya, potensi yang dimiliki harus dkembangkan, dan selalu kreativ dan inovatif dalam berpikir.
“”Perempuan harus punya potensi, punya kekuatan inovatif di dalam berpikir sehingga tidak mau berhenti, tidak berpangku tangan dan akan terus bergerak,” ujarnya pada, Sabtu (25/6) di acara Perayaan Milad ke-105 Tahun ‘Aisyiyah yang diadakan Pimpinan Wilayah ‘Aisyiyah (PWA) Sulawesi Selatan.
Dalam kesempatan tersebut, Shoimah juga menyebutkan delapan nilai utama yang harus dipegang oleh kader-kader ‘Aisyiyah. Yakni nilai tauhid dan kemanusiaan, nilai kemanusiaan yang selalu menjaga jiwa, agama, harta, akal dan keturunan.
“Nilai persaudaraan atau kebersamaan, nilai kasih sayang, nilai moderat dengan menjaga keseimbangan, nilai keunggulan, nilai keilmuan, dan nilai keutamaan atau kemajuan,” imbuhnya.
Sementara itu, Gubernur Sulsel, Andi Sudirman Sulaiman dalam sambutannya mengatakan, bahwa ‘Aisyiyah merupakan organisasi perempuan Islam yang berkontribusi terhadap pembangunan manusia, kemajuan dan kesejahteraan.
Tidak bisa dipungkiri, peran tersebut turut membantu pemerintah dalam melaksanakan tugas sebagai pihak yang berkewajiban memakmurkan rakyatnya. Oleh karena itu, Andi Sudirman berpesan kepada ‘Aisyiyah untuk terus berbuat disertai dengan penguatan pengetahuan.
”Organisasi Aisyiyah sebagai salah satu ujung tombak pembangunan keagamaan utamanya program pemberdayaan perempuan sesuai dengan tema perempuan mengusung peradaban utama,” ungkap Andi.
Di sisi lan, ‘Aisyiyah sebagai organisasi perempuan Islam yang memiliki jaringan sampai pada tingkat ranting atau desa, diharapkan menjadi pelopor dalam menjaga persatuan dan kesatuan warga-bangsa. Jaringan yang dimiliki merupakan modal besar dalam menjaga persatuan di tengah perbedaan.