DEMAKMU.COM | JAKARTA — Sebagai bentuk transparansi dan dalam rangka mengemban amanah yang tertuang dalam Undang-undang Zakat No. 23 Tahun 2011, Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah kembali mengadakan audit laporan keuangan yang melibatkan Kantor Akuntan Publik (KAP). Dalam peluncurannya melalui acara yang bertajuk “Kick Off Meeting Audit Laporan Keuangan Lazismu 2021” yang dipandu oleh Ria Fitria Andriani selaku Manajer Keuangan dan HRD, Lazismu PP Muhammadiyah resmi menandai proses audit keuangan terhadap seluruh kantor-kantor Lazismu yang telah memenuhi syarat.
Acara tersebut berlangsung pada Rabu (18/05) dari Kantor Lazismu PP Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya No.62, Jakarta Pusat dan diikuti secara daring oleh seluruh kantor wilayah Lazismu yang turut serta dalam audit kali ini. Audit Laporan Keuangan Lazismu 2021 rencananya akan diikuti oleh 11 kantor wilayah, 69 kantor daerah, dan 4 kantor layanan. Jumlah ini pun diperkirakan akan terus bertambah. Sementara itu, pelaksanaan audit akan berlangsung pada pertengahan bulan Mei hingga akhir Agustus tahun 2022.
Kick Off Meeting Audit Laporan Keuangan Lazismu 2021 resmi diluncurkan oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin. Dalam sambutannya, Mahli menekankan bahwa prosedur audit ini harus diikuti oleh Lazismu berbagai tingkatan yang telah memenuhi persyaratan untuk menjalani audit. Hal ini karena Lazismu merupakan lembaga yang memegang amanah dalam mengelola keuangan publik.
“Sebagai lembaga keuangan yang memegang amanah yang tidak ringan, kita harus mengikuti prosedur. Alhamdulillah pada beberapa tahun terakhir kita sudah mendapatkan predikat yang kita inginkan yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),” terang Mahli.
Mahli pun menjelaskan, pada tahun ini audit keuangan akan dilakukan dengan menggandeng KAP Abdul Hamid dan Rekan. Senada dengan Mahli, Rini selaku Koordinator Audit Lazismu menerangkan, alasan dipilihnya KAP Abdul Hamid dan Rekan adalah berdasarkan proses tender yang diikuti oleh tiga KAP dan hasil musyawarah Badan Pengurus Bidang Keuangan serta Badan Pengawas Lazismu PP Muhammadiyah.
“Berdasarkan proses tender yang diikuti oleh tiga KAP dan hasil musyawarah Badan Pengurus Keuangan dan Badan Pengawas dengan mempertimbangkan sejumlah aspek, maka ditetapkan KAP Abdul Hamid dan Rekan sebagai KAP yang akan mengaudit laporan keuangan Lazismu 2021,” terang Rini.
Rini yang juga menjabat sebagai Direktur Keuangan Lazismu PP Muhammadiyah berpesan kepada kantor Lazismu peserta audit agar tertib dalam mengikuti proses audit keuangan ini. “Pelaksanaan audit sampai 31 Agustus itu maksudnya adalah tanggal 31 Agustus laporan sudah diterbitkan. Artinya, pekerjaan lapangan sampai Juli. Kita menjadwalkan berdasarkan urutan data laporan keuangan wilayah dan daerah yang sudah masuk ke pusat,” tegasnya.
Mewakili pihak auditor, Wilda Farah selaku Engagement Partner KAP Abdul Hamid dan Rekan mengingatkan bahwa pelaksanaan audit ini merupakan bagian dari tata kelola Lembaga Amil Zakat (LAZ) seperti yang tercantum pada regulasi negara. Pihaknya pun selaku auditor akan menggali informasi tentang berbagai aktivitas keuangan yang dilakukan oleh Lazismu.
“Kalau kita lihat lagi UU No. 23 Tahun 2011 yang diturunkan menjadi PP No. 14 Tahun 2014, pengelolaan zakat sendiri dimulai dari perencanaan, pelaksanaan, dan pengorganisasian yang kaitannya dengan aktivitas utamanya ada tiga, yaitu pengumpulan, pendistribusian, dan pemberdayaan. Jadi sebenarnya seputar dari aktivitas yang bapak ibu telah lakukan di Lazismu, tentunya kami nanti ingin mendapatkan informasi terkait dengan aktivitas tentang akuntabilitas, ke mana larinya dana ketika dana tersebut dikumpulkan, didistribusikan, dan diberdayakan, maka semuanya akan tersaji di dalam laporan keuangan,” ujar Wilda.
Wilda juga memberikan apresiasi kepada Muhammadiyah, dalam hal ini Lazismu yang telah berhasil mengumpulkan seluruh data keuangan dari berbagai kantor yang ada di seluruh Indonesia. Hal ini sebagai bentuk kesadaran pentingnya akuntabilitas Lazismu sebagai LAZ dengan kesiapan untuk menjalani proses audit.
“Muhammadiyah termasuk yang cukup terdepan untuk bisa mengumpulkan seluruh data dari wilayah, meskipun prosesnya bertahap. Mudah-mudahan nanti bisa bertambah lagi. Artinya termasuk juga gairah akuntabilitas, di Lazismu sendiri sudah mulai sadar bahwa akan ada satu proses yang sebetulnya harus kita selesaikan setelah mengumpulkan, mendistribusikan, dan memberdayakan, yaitu mempertanggung jawabkan. Salah satu bagian dari mempertanggung jawabkan yaitu siap untuk diaudit,” pungkas Wilda.