DEMAKMU.COM | YOGYAKARTA – Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) D.I Yogyakarta khwan Ahada menyoroti tiga aspek penting yang harus dipegang teguh oleh setiap warga Muhammadiyah yaitu menguatkan akidah, meluruskan ibadah, dan mengoptimalkan amal sholeh.
Dengan tiga aspek yang telah disebutnya, Ikhwan mengingatkan agar warga Muhammadiyah senantiasa untuk terus memegang teguh aspek tersebut di tengah adanya tantangan perkembangan zaman yang penuh dengan dinamika ketidakpastian.
Lebih lanjut Ikhwan juga membahas teori yang dinamakan Simulacra Theory yang sangat berhubungan dengan kondisi dunia pada saat ini. Theory tersebut dibawa oleh Jean Baudrillard pada tahun 1981 yang menjelaskan bahwa segala realitas pada saat ini dapat digantikan dengan representasi. Yang berarti dalam teori ini, simulacra adalah tiruan yang menggambarkan hal-hal yang tidak memiliki keaslian. Hal tersebut tentunya sangat berhubungan dengan kondisi dunia pada saat ini.
Lalu, pada ceramahnya Ikhwan juga mengaitkan teori tersebut dengan konsep VUCA (Volatility, Uncertainty, Complexity, dan Ambiguity) sebuah istilah yang dikemukakan oleh Warren bennis dan Burt Nanus pada 1987. Inti dari konsep tersebut juga menjelaskan bahwa kondisi yang ada di dunia kini sangat dinamis dan tidak stabil, penuh ketidakpastian, kompleks, dan ambigu. Perubahan yang cepat, masalah yang kompleks dan saling berkesinambungan, dan situasi yang membingungkan tersebut tentunya menjadi tantangan yang besar dalam kehidupan modern.
“Saat ini Muhammadiyah tidak lari dari tantangan yang penuh dengan dinamika tersebut. Muhammadiyah justru dapat mengambil momentum tersebut untuk melakukan penguatan ideologis dan memanfaatkan kemajuan zaman,” jelas Ikhwan pada Sabtu (5/10) dalam Pengajian Karyawan Kantor PP Muhammadiyah Yogyakarta.
Menurutnya, ajaran tersebut sebenarnya sudah diajarkan sejak awal terbentuknya Muhammadiyah dimana kyai Dahlan menyebut “Dadio kyai sing berkemajuan” yang artinya bahwa kita harus menjawab tantangan perkembangan zaman tersebut dengan menjadi pemimpin yang senantiasa berfikir maju.
Lebih lanjut, Ikhwan menyampaikan bahwa Muhammadiyah merupakan sebuah wadah positif dimana para anggotanya dapat saling bersilaturahmi dan berinteraksi dengan orang-orang baik serta dapat tumbuh bersama dalam cara-cara yang baik.
“Maka dari itu kita patut bersyukur dan rasa syukur tersebut harus senantiasa hadir dalam setiap jiwa para anggota Muhammadiyah agar terus dapat menciptakan sebuah dorongan untuk memberikan pelayanan yang optimal kepada persyarikatan dan masyarakat luas,” ungkapnya.
Terakhir Ikhwan juga menyoroti tentang kehadiran anak muda atau Gen Z pada dunia kerja.
“Dengan keberadaan generasi muda tersebut, kita tidak perlu khawatir tentang masa depan Muhammadiyah dan sudah menjadi tanggung jawab generasi sebelumnya untuk senantiasa membimbing dan menanamkan nilai-nilai Muhammadiyah agar tercipta generasi penerus Muhammadiyah yang berkualitas dan berkemajuan,” tutupnya. (bhisma)