DEMAKMU.COM | YOGYAKARTA – Muhammadiyah sebagai gerakan Islam yang bertumbuh dan berkembang telah memberi sumbangsih kemanfaatan bagi masyarakat luas dan dalam konteks kemanfaatan yang lebih luas itu lahir dari semangat dakwahnya.
Disampaikan Haedar Nashir, Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dakwah Muhammadiyah bertujuan membangun masyarakat Islam yang sebaik-baiknya tapi juga masyarakat Islam yang memberi kemanfaatan, menyatu dengan masyarakat luas dan membawa misi Islam rahmatan lil alamin.
“Rahmat itu kebaikan yang utama, kebaikan yang melampaui, kebaikan yang dapat dirasakan oleh mereka yang berbeda agama, suku, ras, golongan dan perbedaan lainnya sehingga kita membawa misi dakwah itu untuk mewujudkan Islam rahmatan lil alamin. Kalau ke luar biasa memberi rahmat maka ke dalam bisa memberi rahmat. Dalam kaitan itu maka berdakwah lewat Muhammadiyah ini ke dalam itu kita harus memperkuat posisi dan peran Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tajdid. Artinya kita meneguhkan diri yang selama ini sudah kuat maka diperkuat lagi agar Muhammadiyah sesuai dengan posisi utamanya,” papar Haedar, alam acara Webinar Rapat Pimpinan Wilayah (Rapimwil) Muhammadiyah Bali, Selasa (24/8) malam.
Hal itu disebut Haedar menjadi pondasi dari kepribadian Muhammadiyah agar Muhammadiyah sebagai gerakan dakwah dan tajdid juga sebagai ormas yang berbeda dengan organisasi politik. Ormas berfungsi membina masyarakat, bangsa dengan pendekatan dakwah.
Maka, Menurut Haedar dengan begitu Muhammadiyah memiliki 4 pokok penting dalam membangun dan membina masyarakat. Pertama dalam konteks keagamaan Muhammadiyah harus membina umat agar tetap bertauhid yang baik, beriman kepada Allah, menjalankan perintahnya, dan menjadi orang yang soleh. Jika menjadi orang yang soleh maka akan menebar kebaikan bagi diri sendiri, keluarga, masyarakat bahkan bangsa, kemusiaan secara lebih global.
Kedua, membina praktek ibadah kita, termasuk umat Islam dan warga Muhammadiyah agar sejalan dengan contoh Rasulullah saw. Di sana sini ada perbedaan dalam cara beribadah mahdhah itu hal yang lazim dalam kehidupan umat Islam, maka kita saling menghormati. Tetapi, ibadah itu kan agar kita semakin baik dekat dengan Allah dan berbuat terbaik bagi kehidupan sehingga ibadah dan akidah pun tidak eksklusif hanya untuk diri sendiri dan hanya untuk urusan keagamaan semata-mata.
Ketiga, membina akhlak warga Muhammadiyah, umat Islam, warga masyarakat agar sebagaimana misi Islam dan Rasulullah. Maka kita warga Muhammadiyah harus menjadi uswah hasanah dalam berperilaku dan bertindak, jangan sampai kita seperti mercusuar, mengajak dakwah tetapi tidak mencontohkan akhlak yang baik. Kalau akhlak warga Muhammadiyah itu baik maka akan menular kepada warga masyarakat lain.
Keempat, bermuamalah membangun kehidupan keduniawiyan dalam bidang ekonomi, kebangsaan, kebudayaan, kesenian, bermasyarakat, berbangsa, bernegara, semuanya harus dijiwai dengan nilai Islami tapi nilai Islami yang luas mendalam dan rahmatan lil alamin.
“Urusan Muamalah ini alhamdulillah Muhammadiyah bikin sekolah, bikin lembaga kesehatan, sosial, ekonomi, termasuk amal usaha lain yang semuanya masuk ke dalam muamalah duniawiyah dan muamalah ini dasarnya pada nilai-nilai Islam. Dengan demikian hal-hal yang mendasar dari kepribadian Muhammadiyah itu akan menjadi pembingkai, kerangka berpikir, bahkan menjadi ciri khas dari tindakan kita baik dalam berorganisasi, berkeummatan, dan berkebangsaan,” terang Haedar.