• Arsip Website
  • Webmail
  • Pedoman Media Siber
  • Dewan Redaksi
Sabtu, Februari 4, 2023
  • Login
demakmu.com
No Result
View All Result
  • HOME
  • PROFILE
    • Profil Pimpinan PDM Demak
    • Data Amal Usaha Muhammadiyah
  • MUHAMMADIYAH
    • Anggaran Dasar Muhammadiyah
    • Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
    • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
    • Majelis dan Lembaga
    • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
    • Organisasi Otonom Muhammadiyah
      • AISYIYAH
      • PEMUDA MUHAMMADIYAH
      • NASYIATUL AISYIYAH
      • IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
      • IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
      • HIZBUL WATHAN
      • TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH
  • BERITA & ARTIKEL
    • Kabar Persyarikatan
      • Kabar Pusat
      • Kabar Wilayah
      • Kabar Daerah
      • Kabar Cabang
      • Kabar Ranting
    • Kabar Organisasi Otonom
      • ‘Aisyiyah
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
      • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Kabar Majelis Lembaga
    • Kabar Amal Usaha Muhammadiyah
    • Artikel
      • Fatwa Tarjih
      • Khutbah Idul Adha
      • Khutbah Idul Fitri
      • Khutbah Jumat
  • Informasi
    Pengajian Tarjih Muhammadiyah PDM Demak

    Pengajian Tarjih Muhammadiyah PDM Demak

    Jalan Sehat Dalam Rangka Gebyar Muktamar 48 PDM Demak

    Jalan Sehat Dalam Rangka Gebyar Muktamar 48 PDM Demak

    Pembuatan Kartu Tanda Anggota (KTA) Muhammadiyah

    Maklumat Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, Dan Zulhijah 1443 Hijriah

    Maklumat Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah tentang Salat Gerhana Bulan

    🔰 UNDANGAN PAGELARAN TEATRIKAL & REFLEKSI MILAD 109 TAHUN MUHAMMADIYAH VIRTUAL 🔰

    Edaran dan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Milad ke-109 Muhammadiyah

    Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah 2021 Tetapkan Muktamar November 2022

    🔰 UNDANGAN WEBINAR BERSAMA GUBERNUR JAWA TENGAH & KETUA UMUM PP MUHAMMADIYAH 🔰

  • Sub Domain
    • Aisyiyah Kabupaten Demak
    • Lazismu Demak
    • Pemuda Muhammadiyah Demak
    • PD IPM Kabupaten Demak
    • NIB Amal Usaha Muhammadiyah
  • Contact
  • Download
  • HOME
  • PROFILE
    • Profil Pimpinan PDM Demak
    • Data Amal Usaha Muhammadiyah
  • MUHAMMADIYAH
    • Anggaran Dasar Muhammadiyah
    • Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
    • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
    • Majelis dan Lembaga
    • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
    • Organisasi Otonom Muhammadiyah
      • AISYIYAH
      • PEMUDA MUHAMMADIYAH
      • NASYIATUL AISYIYAH
      • IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
      • IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
      • HIZBUL WATHAN
      • TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH
  • BERITA & ARTIKEL
    • Kabar Persyarikatan
      • Kabar Pusat
      • Kabar Wilayah
      • Kabar Daerah
      • Kabar Cabang
      • Kabar Ranting
    • Kabar Organisasi Otonom
      • ‘Aisyiyah
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
      • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Kabar Majelis Lembaga
    • Kabar Amal Usaha Muhammadiyah
    • Artikel
      • Fatwa Tarjih
      • Khutbah Idul Adha
      • Khutbah Idul Fitri
      • Khutbah Jumat
  • Informasi
    Pengajian Tarjih Muhammadiyah PDM Demak

    Pengajian Tarjih Muhammadiyah PDM Demak

    Jalan Sehat Dalam Rangka Gebyar Muktamar 48 PDM Demak

    Jalan Sehat Dalam Rangka Gebyar Muktamar 48 PDM Demak

    Pembuatan Kartu Tanda Anggota (KTA) Muhammadiyah

    Maklumat Penetapan Hasil Hisab Ramadan, Syawal, Dan Zulhijah 1443 Hijriah

    Maklumat Majelis Tarjih dan Tajdid PP Muhammadiyah tentang Salat Gerhana Bulan

    🔰 UNDANGAN PAGELARAN TEATRIKAL & REFLEKSI MILAD 109 TAHUN MUHAMMADIYAH VIRTUAL 🔰

    Edaran dan Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah tentang Milad ke-109 Muhammadiyah

    Tanwir Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah 2021 Tetapkan Muktamar November 2022

    🔰 UNDANGAN WEBINAR BERSAMA GUBERNUR JAWA TENGAH & KETUA UMUM PP MUHAMMADIYAH 🔰

  • Sub Domain
    • Aisyiyah Kabupaten Demak
    • Lazismu Demak
    • Pemuda Muhammadiyah Demak
    • PD IPM Kabupaten Demak
    • NIB Amal Usaha Muhammadiyah
  • Contact
  • Download
No Result
View All Result
demakmu.com
No Result
View All Result
Home Artikel

Eksistensi dan Kisar Gerakan Muhammadiyah

Ananda Widitomo by Ananda Widitomo
28 Juni 2020
in Artikel
0
0
SHARES
1
VIEWS
Share on WhatsappShare on FacebookShare on Twitter

Indonesia memasuki abad ke-20 adalah sebuah negeri yang muram. Setelah runtuhnya kekuasaan-kekuasaan monarkis di Nusantara, negeri ini terbelenggu oleh kolonialisme. Hampir segeap sendi kehidupan terpasung secara semena-mena bersamaan dengan munculnya berbagai praktik kolonialisasi yang sengaja merampas dan mencekeram hak dan hajat hidup kaum pribumi. Sejarah panjang kolonialisme itu berlangsung berabad-abad, sadis dan serakah, serta menimbulkan getir trauma dan cedera historis yang cukup parah. Indonesia terkoyak tanpa daya, dimana sebagian besar rakyatnya terbenam ke dalam kemiskinan, kebodohan, dan keterbelakangan.


 Di rentang sejarah gelap kolonialisme itulah umat Islam Indonesia turut menanggung akibatnya. Sebagai entitas masyarakat mayoritas di Nusantara, umat Islam pun menjadi obyek dan sasaran kolonialisasi yang paling diperhitungakan karena terbukti kerap menyulut perlawanan rakyat secara terbuka dan bahkan besar-besaran. Di antara peristiwa perlawanan dimaksud adalah pecahnya Perang Suci: perlawanan umat Islam paling berdarah-darah sepanjang sejarah yang digerakkan dan dipelopori oleh barisan ulama Aceh.

Tak lepas berkait dari itu, peristiwa penting yang menandai perlawanan umat Islam terhadap kolonialisme Belanda sebelumnya juga terjadi secara berturut-turut di berbagai belahan Nusantara, yakni Perang Padri di Minangkabau yang dipelopori Imam Bonjol dan Haji Miskin (1821-1838), Perang Sabil di Jawa yang dipelopori Pangeran Dipenogoro (1825-1830), serta Pemberontakan Tjilegon di Banten yang dipelopori Hadji Wasit dan Tubagus Hadji Ismail (1888).


 Rentetan kecamuk perang itu meninggalkan warisan kerugian materil dan personil serdadu yang sangat besar bagi Belanda, sekaligus menyisakan tak sedikit kekhawatiran yang kemudian secara perlahan memaksa Belanda menerapkan strategi baru kolinialisasi kaum pribumi yang dikenal dengan istilah Politik Etis. Era ini ditandai oleh hadirnya misionaris ulung bernama Christiaan Snouck Hurgronje, seorang dan satu-satunya orang –dalam sebuah tesis Alfian– yang bertanggungjawab sebagai arsitek Kebijakan Politik Islam.


 Kebijakan demikian itu, sengaja diberlakukan Belanda untuk menampilkan ”dua wajah” baru kolonialisasi, dan pada saat yang sama memerangi Islam di Indonesia dengan cara-cara yang tampak etis. Yaitu, menguatkan gelombang westernisasi pendidikan dan budaya di lapisan elite dan terpelajar, sedangkan di lapisan ”kedap perubahan” yang dibentengi ulama tradisionalis, Belanda menggairahkan kembali tradisi Hindu-Islam yang sudah berumur satu abad, dimana hal itu berakibat langsung serta sekaligus memicu maraknya praktik takhayul dan bid’ah (sebagai bentuk penyimpangan agama) di tangah-tengah kehidupan umat Islam Indonesia.


Meskipun Belanda menuai hasil cukup gemilang dari proses awal kebijakan Politik Etis, namun hasil pahit yang sebelumnya tidak pernah diharapkan dari ekses proses kebijakan itu selanjutnya adalah lahirnya benih-benih nasionalisme Indonesia meodern. Benih-benih nasionalisme modern (perlawanan melelaui pintu perdagangan dan pendidikan) itu sudah terasa secara diam-diam melalui surat-surat Kartini dari Jepara kepada Stella Zeehandelaar di Belanda pada kurun 1899-1903, sampai kemudian gerakan nasionalisme versus Kolonialisme itu berlanjut cukup terbuka sejak Budi Utomo berdiri 1908 dan memulai sekolah Kweekschool di Jetis Yogyakarta.


 Sungguh pun tak dapat dipungkiri, kebijakan liberal di sektor ekonomi yang diberlakukan secara formal sejak tahun 1870, telah memberi kesempatan yang demikian luas tidak hanya kepada pemerintah kolonial, melainkan juga kepada pihak asing lainnya untuk melakukan esksploitasi tanpa batas terhadap sumber-sumber ekonomi di belahan-belahan bumi Indonesia. Perkebunan dan pertambangan milik pemerintah maupun perusahaan swasta asing bermunculan dan merambah cepat dari Sabang sampai Merauke. Realitas ini berbeda dengan masa sebelumnya, dimana eks­ploitasi hanya terkonsentrasi di sepanjang Pulau Jawa.
 Sejalan dengan itu, merebaknya aktivitas berdasarkan sistem pasar dan penggunaan uang sebagai standar transaksi, dengan sendirinya menimbulkan komer­sialisasi dan monetisasi dalam kehidupan ekonomi masyarakat secara umum. Perluasan infrastruktur dan kesempatan ekonomi baru itu tentu saja mempunyai implikasi positif terhadap ekonomi kaum pribumi, namun pada saat yang sama, tekanan ekonomis terhadap bumiputra juga semakin kuat sebagai akibat dari kenaikan biaya hidup, penarikan pajak tunai yang kian beragam, nilai riil pendapatan yang rendah, maupun karena petani demikian teralienasi dari tanah sebagai faktor produksi utama sehingga tingkat hidup mayoritas masyarakat semakin rendah.
 Ada dual-economic system (dalam kajian Boeke) yang akhirnya berlaku dalam perekonomian Indonesia di masa kolonial, bahwa di satu sisi terdapat sebagian kecil kelompok sosial (terutama para kapitalis Eropa) yang melakukan aktivitas ekonomi secara kapitalis dan integral dengan pasar global, sementara di sisi lain terdapat sebagian besar kelompok sosial (mayoritas pribumi) yang hidup dalam subsistence economy. Yaitu, hidup secara pas-pasan hanya untuk kebutuhan kese­­harian tanpa sentuhan pendidikan yang memadai, sehingga terpaksa harus hidup bodoh dan terbelakang.Tak terbantah, dominasi kalangan Eropa dan elit feodal pribumi dalam dunia pendidikan menyebabkan rakyat yang mayoritas muslim tak cukup terakomodasi dalam sistem pendidikan modern, sementara kebekuan sistem pendidikan tradisional (pesantren) semakin meninggalkan ketidakberdayaan di pusaran arus sosial yang semakin jauh bergerak cepat ke arah modernisasi. Lebih menyedihkan, kesadaran sebagai bangsa terjajah tidak banyak muncul di kalangan masyarakat akibat pembodohan sistemik yang dilakukan pemerintah kolonial. Elit feodal pribumi, bahkan, tidak banyak tergugah dan tercerahkan.
 Di tengah kemuraman mayoritas kaum pribumi itu, secara tak terduga muncullah sekelompok kecil masyarakat pribumi yang perlahan bergerak sebagai pengusaha industri dan pedagang yang kuat. Katakanlah mereka misalnya pengusaha industri batik, rokok, kerajinan, pedagang perantara, dan pedagang keliling di daerah-daerah seperti Peka­longan, Yogyakarta, Surakarta, Kudus, Pariaman, Palembang, dan Banjarmasin. Kelompok ini adalah kelas menengah pribumi dan merupakan sebagian kecil dari wiraswastawan pribumi yang mampu bersaing pada tingkat lokal dengan para pengusaha dan pedagang Eropa, Cina, Arab, dan India yang lebih dulu mendominasi sektor-sektor ekonomi. Sebagian besar kelas menengah pengusaha dan pedagang pribumi ini memiliki latar belakang agama Islam dan ikatan sosial yang kuat, satu hal yang sebenar­nya paradoks dengan mayoritas pribumi yang umumnya Muslim.
 Di Jawa, misalnya, mereka tinggal di kawasan tertentu seperti daerah yang dikenal sebagai Kauman atau Sudagaran. Daerah ini kebetulan dekat dengan pusat perdagangan, dan karenanya sebagian besar warganya berdagang atau menjadi pengusaha. Kondisi ekonomi mereka cukup mapan dan memberi mereka kesempatan untuk bergaul secara lebih kosmopolit, baik melalui ibadah haji ke Mekah, mengirimkan anak-anak mereka ke berbagai pesantren atau lembaga pendidikan lain di Indonesia maupun di luar negeri (seperti Saudi, Mesir, dan Eropa). Dengan demikian, interaksi mereka dengan masyarakat dan bangsa lebih luas berlangsung secara reguler dan berkesinambungan. Hal itu berlangsung, tidak hanya dalam konteks ekonomi dan pendidikan, melainkan juga dalam aspek sosial, kultural, dan politik. Interaksi mereka terutama dengan masyarakat Muslim dunia (Timur Tengah), termasuk dengan warga Indonesia yang sudah lama bermukim di Mekkah, membuka kesempatan masuknya unsur-unsur baru ke dalam masyarakat Muslim di Indonesia.


 Kyai Haji Ahmad Dahlan, satu di antara masyarakat kelas menengah pribumi itu. Meskipun sosoknya, barangkali hanyal berupa ”noktah kecil” dalam kancah sejarah Indonesia yang menjalani hidup sekadar berdagang batik dan menjadi Khatib Amin di Masjid Agung Kasultanan Ngayogyakarta. Namun ternyata, kehadiran dan kiprah Kyai Haji Ahmad Dahlan tidak hanya setampak noktah kecil itu, melainkan hadir dengan gagasan besar yang mencerahkan di tengah kemuraman nasib bangsa yang masih meringkuk dalam belenggu kolonialisme.


 Lewat kosmopolitanisme pergaulannya di jalur perdagangan, perjalanan haji dan studinya di Makkah, Kyai Haji Ahmad Dahlan lantas kerap terlibat dalam renungan-renungan serius, sampai akhirnya berpikir keras untuk mengambil jalan baru perubahan sosial demi tumbuh dan berkembangnya Islam berkemajuan: sebuah reaksi segar untuk mengatasi keterbelakangan kaum pribumi, serta pembodohan dan pemiskinan akibat kolonialisasi yang terus berlangsung secara sistemik. Pikiran keras dan renungan serius itulah yang melahirkan gagasan-gagasan besar, sampai akhirnya memicu kelahiran Muhammadiyah pada tanggal 18 November 1912.

Sumber : muhammadiyah.or.id

Previous Post

Derap Langkah Sistem Kaderisasi Ikatan Pelajar Muhammadiyah

Next Post

Edaran PP Muhammadiyah Tentang Tuntunan Ibadah Puasa Arafah, Iduladha, Kurban dan Protokol Ibadah Kurban pada Masa Pandemi Covid-19

Ananda Widitomo

Ananda Widitomo

Ketua Umum PD IPM Demak 19-21, Sekum Pemuda Muhammadiyah Demak Periode Muktamar XVII, Sekretaris Bidang Tekonolgi Informasi PW IPM Jawa Tengah 21-23, Wakil Sekretaris DPD KNPI Demak, Menteri Riset , Teknologi dan Pendidikan BEM Universitas Muhammadiyah Kudus. Redaktur demakmu.com. Aktifis Kultural Muhammadiyah. Instagram & Twitter : @anandawiditomo_

Related Posts

Terkena Bencana, Bagaimana Hukum Salat dengan Pakaian Kotor dan Terkena Najis?
Artikel

Terkena Bencana, Bagaimana Hukum Salat dengan Pakaian Kotor dan Terkena Najis?

by Diah Putri Nugraheni
23 November 2022
Apa Arti Bayani, Burhani dan Irfani Menurut Manhaj Tarjih Muhammadiyah?
Artikel

Apa Arti Bayani, Burhani dan Irfani Menurut Manhaj Tarjih Muhammadiyah?

by Ananda Widitomo
12 November 2022
Al Quran sebagai Kitab Suci Agama yang Paling Banyak Dihafal Umat Manusia
Artikel

Al Quran sebagai Kitab Suci Agama yang Paling Banyak Dihafal Umat Manusia

by Majelis Pustaka Informasi PDM Demak
18 Agustus 2022
Artikel

Ngaji Jum’at – Bersama Ust. Rudiono, S.Ag. – Mengambil Pelajaran dari surat al Fatihah

by Ananda Widitomo
22 Juli 2022
Artikel

Cara ber-Muhammadiyah Aktivis Zaman Sekarang, dari Struktural ke Digital

by Ananda Widitomo
1 Juli 2022
Next Post

Edaran PP Muhammadiyah Tentang Tuntunan Ibadah Puasa Arafah, Iduladha, Kurban dan Protokol Ibadah Kurban pada Masa Pandemi Covid-19

Tinggalkan Balasan Batalkan balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Instagram PDM Demak

demakmu

Instagram post 17958032198178376 Instagram post 17958032198178376
Instagram post 17967262286017885 Instagram post 17967262286017885
Instagram post 17988750016681194 Instagram post 17988750016681194
Instagram post 17885711060787923 Instagram post 17885711060787923
Instagram post 18344496760043690 Instagram post 18344496760043690
Instagram post 17876119379811488 Instagram post 17876119379811488
Load More Follow on Instagram

Postingan Terbaru

Haedar Nashir Apresiasi Kemajuan RS PKU Muhammadiyah Mayong

Haedar Nashir Apresiasi Kemajuan RS PKU Muhammadiyah Mayong

6 Agustus 2022

Kokam Miliki Tempat Khusus dalam Sejarah Panjang Muhammadiyah dan Bangsa Indonesia

3 Agustus 2022

Resmikan Instalasi Bedah Sentral, RS PKU Muhammadiyah Demak Gelar Khitan Massal

20 Juni 2022
demakmu.com

ipv6 ready

Navigate Site

  • AISYIYAH
  • Anggaran Dasar Muhammadiyah
  • Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
  • Contact Us
  • Data Amal Usaha Muhammadiyah
  • Dewan Redaksi
  • HIZBUL WATHAN
  • Home
  • IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
  • IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
  • Majelis dan Lembaga
  • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
  • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
  • NASYIATUL AISYIYAH
  • Pedoman Media Siber
  • PEMUDA MUHAMMADIYAH
  • Pendaftaran Peserta BAD Tahun 2022
  • Pendaftaran Peserta RAPIMDA Muhammadiyah Demak 2022
  • Profil Pimpinan PDM Demak
  • TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH
  • Urun Rembug

Follow Us

No Result
View All Result
  • HOME
  • PROFILE
    • Profil Pimpinan PDM Demak
    • Data Amal Usaha Muhammadiyah
  • MUHAMMADIYAH
    • Anggaran Dasar Muhammadiyah
    • Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah
    • Matan Keyakinan dan Cita-cita Hidup Muhammadiyah
    • Majelis dan Lembaga
    • Muqodimah Anggaran Dasar Muhammadiyah
    • Organisasi Otonom Muhammadiyah
      • AISYIYAH
      • PEMUDA MUHAMMADIYAH
      • NASYIATUL AISYIYAH
      • IKATAN PELAJAR MUHAMMADIYAH
      • IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH
      • HIZBUL WATHAN
      • TAPAK SUCI PUTERA MUHAMMADIYAH
  • BERITA & ARTIKEL
    • Kabar Persyarikatan
      • Kabar Pusat
      • Kabar Wilayah
      • Kabar Daerah
      • Kabar Cabang
      • Kabar Ranting
    • Kabar Organisasi Otonom
      • ‘Aisyiyah
      • Pemuda Muhammadiyah
      • Nasyiatul ‘Aisyiyah
      • Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
      • Ikatan Pelajar Muhammadiyah
      • Hizbul Wathan
      • Tapak Suci
    • Kabar Majelis Lembaga
    • Kabar Amal Usaha Muhammadiyah
    • Artikel
      • Fatwa Tarjih
      • Khutbah Idul Adha
      • Khutbah Idul Fitri
      • Khutbah Jumat
  • Informasi
  • Sub Domain
    • Aisyiyah Kabupaten Demak
    • Lazismu Demak
    • Pemuda Muhammadiyah Demak
    • PD IPM Kabupaten Demak
    • NIB Amal Usaha Muhammadiyah
  • Contact
  • Download

ipv6 ready

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In

You cannot copy content of this page

Are you sure want to unlock this post?
Unlock left : 0
Are you sure want to cancel subscription?