JEPARA—Dalam urusan model busana yang dikenakan oleh Nabi Muhammad SAW bukan suatu yang harus diikuti, karena bukan dalam bagian ibadah khusus. Namun substansi dari cara berbusana Nabi Muhammad, yaitu menutup aurat harus diikuti.
Demikian tegas disampaikan oleh Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, dr. Agus Taufiqurrahman pada (16/8) di acara Bakti Sosial di Karimunjawa, Jepara yang diadakan oleh Karyawan Kantor PP Muhammadiyah di Yogyakarta.
Dalam Tausiyah tersebut dr. Agus mengutarakan bahwa, Warga Muhammadiyah sami’na wa atho’na dengan ibadah-ibadah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad, tidak menambahkan dan mengurangi ajaran nabi.
“Orang Muhammadiyah itu juga mengaji, mana yang mahdhah dan ghairu mahdhah. Yang mahdhah itu mutlak harus seperti Kanjeng Nabi, contohnya salat karena salat harus seperti yang dilakukan oleh Kanjeng Nabi Muhammad,” ucapnya.
Tetapi model busana yang dikenakan oleh Nabi Muhammad bukan bagian dari ibadah khusus, imbuh dr. Agus, tetapi prinsipnya adalah menutup aurat. Oleh karena itu, orang Islam bisa memakai batik, lurik, maupun baju koko yang penting adalah menutup aurat bukan modelnya.
Akan tetapi disisi lain yang dilarang adalah pakaian ketat atau berpakaian namun tetap memperlihatkan lekuk tubuhnya. Selain dalam urusan cara berpakaian, dalam Islam yang sifatnya dinamis yaitu makanan. Sebab akan berbeda makanan pokok antara bangsa dari Jazirah Arab dengan bangsa yang berasal dari sekitar garis khatulistiwa.
Dokter spesialis saraf RS PKU Muhammadiyah Kota Jogja ini menjelaskan bahwa, yang substansi dari makanan adalah halalan toyyiban atau makanan yang halal dan baik. Konsep thayyib dalam konteks makanan adalah yang juga menyehatkan dan dapat diterima dengan baik oleh tubuh.
Pada kesempatan ini dr. Agus mengingatkan Warga Muhammadiyah dalam menempatkan sunnah. Sebab tidak semua yang tidak sama dengan Nabi Muhammad itu dianggap tidak sunnah atau bid’ah. Dia menekankan supaya Warga Muhammadiyah bisa membedakan mana yang Budaya Arab dan syariat.
“Kalau dalam Muhammadiyah ini disebut dengan berislam dengan benar dan berkemajuan”. Tandasnya.