KUPANG – Tema “Menghadirkan Kemakmuran untuk Semua” yang diambil oleh Muhammadiyah dalam Tanwir I di Kupang tidak main-main, Muhammadiyah ingin Indonesia setara dengan negara maju yang lain.
Penjelasan itu disampaikan oleh Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti pada Kamis (5/12) dalam Pleno 5 Tanwir Muhammadiyah di Universitas Muhammadiyah Kupang (UMK).
Saat ini, kata Mu’ti, negara-negara besar dunia yang diprediksi akan menjadi adidaya awalnya ada tiga yaitu Amerika Serikat, Cina, dan India. Namun negara terakhir yang disebutkan sudah tidak lagi masuk prediksi.
Amerika dan Cina saat ini menjadi negara yang jumlah penduduknya besar dan ekonominya maju. Bahkan saat ini Cina menjadi negara yang memiliki pengaruh dan diperhitungkan oleh banyak negara di dunia.
Jika merujuk konsep tentang peradaban atau al Umran oleh Ibnu Khaldun, kata Mu’ti, Indonesia memiliki potensi yang sama untuk setara dengan negara-negara besar di dunia.
Potensi tersebut meliputi jumlah penduduk yang melimpah, potensi alam yang luar biasa banyaknya, serta modal sosial yang besar, serta modal spiritual sebagai bangsa.
“Itu semua menurut saya akan bisa menjadi bagian dan strategi bagaimana kita menghadirkan kemakmuran untuk semua,” kata Mu’ti.
Berbagai potensi dan modal itu, imbuhnya, dapat dioperasionalisasikan melalui strategi politik dan kebudayaan. Strategi kebudayaan itu dapat ditempuh melalui pendidikan.
Saat ini jika membuka peta dunia tentang negara-negara yang maju, kata Mu’ti, adalah negara-negara yang pendidikannya maju. Tidak perlu jauh-jauh, salah satunya adalah Singapura.
“Kesejahteraan mereka (orang Singapura) beberapa kali lipat dari kita, GDP mereka di atas tiga ribu – sepuluh kali lipat di atas kita,” ungkapnya.
Tak hanya Singapura, tapi juga Finlandia sebagai walfare state juga memiliki pendidikan yang maju. Menjadikan negara itu maju dan kuat tentu dengan adanya pendidikan yang maju dan berkualitas.