DEMAKMU.COM | DEMAK – Perhelatan Muktamar yang dilakukan oleh Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memiliki beberapa dimensi, selain untuk menentukan arah pergerakan organisasi, pemilihan ketua, dan lain-lain, dimensi yang selalu melekat pada perhelatan muktamar adalah sirkulasi ekonomi.
Menurut Wakil Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah, Ahmad Ma’ruf menyebut bahwa, mobilitas manusia akibat adanya perhelatan muktamar, maka seharusnya muktamar Muhammadiyah juga menggerakkan perputaran roda ekonomi, baik para pelaku ekonomi level mikro maupun makro.
“Dalam konteks pembangunan makro, tapi dalam konteks pembangunan secara mikro pasti. Pelaku UMKM juga akan terdorong, event-eventnya juga ada yang khusus untuk UMKM”. Ucap Dosen Ekonomi Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) ini pada, Jumat (17/6) di acara Muktamar Talk.
Para pelaku UMKM lokal, yang dalam konteks ini adalah Kota Surakarta dan sekitarnya sebagai tuan rumah Muktamar ke-48 Muhammadiyah – ‘Aisyiyah yang sempat terpuruk akibat pandemi covid-19, dengan adanya perhelatan besar seperti muktamar diharapkan perekonomian mereka akan kembali bergeliat.
Tidak hanya menggerakkan roda ekonomi sesaat ketika muktamar, pada Muktamar ke-48 Muhammadiyah – ‘Aisyiyah ini juga diharapkan akan melahirkan keputusan-keputusan yang lebih berpihak kepada UMKM.
Menurut Ma’ruf, keputusan tersebut diharapkan akan memperkuat gerak yang selama ini dilakukan oleh MPM, dan persyarikatan secara umum. Terkait dengan rencana pelaksanaan Muktamar ke-48 secara daring, menurut Ma’ruf itu adalah langkah bijak karena masih berada pada kondisi pandemi. Akan tetapi di sisi lain, kerinduan warga Muhammadiyah untuk bersua sulit terbendung.
Selain itu, tipologi ekonomi masyarakat Indonesia adalah ekonomi kerumunan, yang mengharuskan pertemuan untuk transaksi. “Ekonomi kita itu ekonomi kerumunan, ekonomi kerumunan itu tipologi ekonomi yang fondasi atau kaki yang paling banyak itu mikro dan kecil. Struktur yang seperti itu seperti tidak dikehendaki, tapi realita ekonomi kita itu kerumunan. Di mana ekonomi itu akan tumbuh ketika pertemuan antar orang, mobilitas orang itu terjadi”. Urai Ma’ruf.
Menurutnya, recovery ekonomi pasca pandemi covid-19 mendapatkan momentum dengan adanya Muktamar ke-48 Muhammadiyah – ‘Aisyiyah di Surakarta November 2022. Meski tuan rumah muktamar di Surakarta, tapi kegiatan semarak muktamar ini dilakukan di Wilayah, Daerah, sampai Cabang dan Ranting. Sehingga ini akan mendorong kegairahan ekonomi umat.