DEMAKMU.COM | PUSAT – Sejarah pendirian rumah sakit di Persyarikatan Muhammadiyah berangkat dari usaha mengamalkan Surat Al-Maun. Oleh sebab itu, Rumah Sakit milik Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah sejatinya diharuskan ramah terhadap kelompok miskin, dhuafa, dan mustadh’afin.
“Semakin besar RS Muhammadiyah-‘Aisyiyah, maka spirit Al-Ma’unnya harus tetap hidup. Jangan sampai ada orang-orang yang tidak berkemampuan kemudian merasa berkeberatan dan tidak menjadikan rumah sakit Muhammadiyah-‘Aisyiyah sebagai tempat mereka berlabuh ketika sakit,” pesan Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir.
Dalam pembukaan Milad ke-51 RS Islam Jakarta (RSIJ) Cempaka Putih, Kamis (23/6), Haedar mendorong semua RS milik Muhammadiyah-‘Aisyiyah di seluruh Indonesia untuk terus mengaktualisasikan Surat Al-Ma’un sekaligus tetap bergerak maju meningkatkan kualitasnya.
Meskipun pemerintah memiliki kewajiban menjamin kesehatan masyarakat melalui berbagai produk seperti BPJS, RS Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah kata dia wajib untuk membantu kelompok miskin menunaikan masalah kesehatannya.
“Jangan sampai ada image di masyarakat bahwa rumah sakit Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah itu elitis dan orang-orang kecil menjadi takut untuk merawat kesehatannya ketika mereka sakit ke rumah sakit Muhammadiyah,” pesannya sekali lagi.
Khusus untuk RSIJ Cempaka Putih, Haedar berharap agar terus tumbuh besar dan menjadi kebanggaan Persyarikatan Muhammadiyah.
“Selain mampu menjadi tempat bagi masyarakat luas untuk hidup sehat lewat rumah sakit dan dilayani keperluan-keperluan kesehatannya juga memberi arti bagi orang banyak yang belum berkemampuan atau tidak berkemampuan yang dalam kategori kita sebagai spirit Al-Ma’un,” kata Haedar.
“Insyaallah akan ada berkah. Kalau kita semakin banyak melayani orang-orang yang sedang memerlukan, apalagi dhuafa-mustadh’afin maka berkah Allah akan turun untuk kita,” tegasnya. (afn)