Oleh : Ananda Widitomo,S.Kom. (Ketua Majelis Pustaka & Informasi PDM Demak)
DEMAKMU.COM – Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 akan menjadi momen penting dalam menentukan arah pembangunan dan pemerintahan daerah di Indonesia. Muhammadiyah, sebagai salah satu organisasi Islam terbesar di Indonesia bahkan dunia, memiliki peran strategis dalam menjaga marwah dan nilai-nilai kebangsaan dalam setiap momentum politik, termasuk dalam Pilkada.
1. Netralitas dan Independensi
Muhammadiyah dikenal sebagai organisasi yang selalu menjunjung tinggi netralitas dan independensi dalam politik praktis. Dalam Pilkada 2024, Muhammadiyah perlu tetap menjaga jarak dari politik partisan. Sikap netralitas ini penting untuk menjaga kepercayaan masyarakat terhadap Muhammadiyah sebagai organisasi yang fokus pada dakwah dan kemaslahatan umat, tanpa terlibat dalam kepentingan politik golongan tertentu.
2. Mendorong Partisipasi Politik yang Sehat
Muhammadiyah dapat mengambil peran aktif dalam mendorong partisipasi politik yang sehat di kalangan anggotanya dan masyarakat luas. Partisipasi politik yang sehat mencakup keikutsertaan dalam memilih pemimpin yang memiliki integritas, komitmen terhadap pembangunan, dan memperjuangkan nilai-nilai moral. Muhammadiyah bisa mengedukasi masyarakat untuk mengenali calon-calon yang layak dipilih dan tidak terjebak dalam politik uang, kampanye hitam, atau fitnah.
3. Menyuarakan Kepentingan Rakyat dan Nilai-Nilai Kemanusiaan
Sebagai organisasi yang memiliki perhatian terhadap isu-isu sosial, Muhammadiyah harus terus menyuarakan kepentingan rakyat dalam Pilkada 2024. Muhammadiyah dapat mengambil peran dalam menyampaikan aspirasi masyarakat terkait pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, dan perlindungan lingkungan. Nilai-nilai kemanusiaan yang dijunjung Muhammadiyah, seperti keadilan, kesejahteraan, dan persamaan hak, harus terus diperjuangkan dan menjadi bagian dari visi misi calon pemimpin yang akan maju.
4. Menjaga Persatuan dan Kesatuan Umat
Pilkada sering kali menjadi ajang yang rentan terhadap perpecahan dan konflik antar kelompok. Muhammadiyah perlu menjadi garda terdepan dalam menjaga persatuan dan kesatuan umat. Menjaga persaudaraan, baik di dalam internal Muhammadiyah maupun dengan organisasi lain, adalah langkah penting agar Pilkada tidak merusak harmoni sosial. Muhammadiyah dapat memfasilitasi dialog dan mediasi jika terjadi konflik, serta mendorong umat untuk tetap menjunjung tinggi ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah, dan ukhuwah basyariyah.
5. Mendukung Kepemimpinan yang Berbasis Akhlak dan Profesionalitas
Pemimpin yang dihasilkan dalam Pilkada 2024 akan menjadi penentu arah pembangunan di daerah masing-masing. Oleh karena itu, Muhammadiyah perlu mendorong pemilihan pemimpin yang memiliki akhlak yang baik dan kompetensi profesional. Sosok pemimpin yang memiliki integritas, kejujuran, dan profesionalitas perlu didukung agar kebijakan yang dihasilkan bisa membawa manfaat bagi masyarakat luas.
6. Mengawasi Proses Pilkada agar Berjalan Jujur dan Adil
Muhammadiyah dapat berperan sebagai pengawas independen dalam Pilkada 2024. Melalui lembaga-lembaga seperti Majelis Hukum dan Hak Asasi Manusia atau relawan-relawan Muhammadiyah di tingkat daerah, organisasi ini dapat mengawasi jalannya Pilkada agar tetap jujur, adil, dan sesuai dengan peraturan. Pengawasan ini penting untuk memastikan proses demokrasi berjalan dengan baik dan setiap suara rakyat dihargai serta dijamin.
Kesimpulan
Menjaga marwah Muhammadiyah dalam Pilkada 2024 bukan hanya tentang menjaga netralitas politik, tetapi juga bagaimana Muhammadiyah mampu mengarahkan anggotanya untuk memilih pemimpin yang berakhlak dan berintegritas. Muhammadiyah dapat memainkan peran penting dalam mendukung proses Pilkada yang jujur, adil, dan bermartabat, serta memastikan bahwa hasilnya dapat memberikan manfaat bagi kemaslahatan umat dan bangsa. Dengan demikian, Muhammadiyah tetap bisa mempertahankan marwahnya sebagai organisasi yang menjunjung tinggi nilai-nilai Islam dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.